Hari ini, Senin, 25 Januari 2021, ketika artikel ini ditulis pukul 21.20 CET (pukul 03.20 WIB, tanggal 26 Jan 2021), total jumlah kasus covid-19 di dunia telah menembus dan langsung melampaui angka seratus juta (tepatnya 100.126. 756) kasus, berdasarkan data worldometers.info (lihat: foto screen-shot).
Dan kita tahu, angka yang menembus dan melampaui seratus juta kasus itu terjadi dalam tempo sekitar 13 (tiga belas) bulan, sejak Pemerintah China pertama kali secara resmi mengumumkan kasus covid-19 pada 31 Desmber 2019.
Namun angka seratus juta itu lumayan "terhibur" oleh angka yang sembuh: lebih dari 72 juta orang (tepatnya: 72.063.356), atau sekitar 72 persen dari total kasus.
Tapi untuk itu, harus dibayar dengan dukacita untuk mereka yang tewas akibat covid-19 sebanyak lebih dari dua juta orang (tepatnya 2.145.356).
Selesaikah? Belum.
Karena dari tiga variabel angka itu (total kasus, sembuh dan tewas), masih menyisakan angka kasus aktif (masih sedang sakit), yang jumlahnya hampir 26 juta orang (tepatnya 25.916.207). Sebagian dari mereka tentu sedang berada dalam suasana batin yang harap-harap cemas.
Sudah tuntaskah? Belum juga.
Sebab mereka yang belum terinfeksi, juga masih tetap diasumsikan dalam posisi rentan terinfeksi.
Dan yang tak kalah merisaukan: belum ada tanda-tanda wabah covid-19 itu akan segera berakhir, meskipun vaksin sudah mulai dilakukan di berbagai negara. Lagi pula, sekarang ini sudah muncul varian baru corona virus bernama B117, yang tingkat penyebarannya konon lebih cepat. Dan siapa yang bisa menjamin tidak akan muncul lagi varian-varian baru lainnya, setelah B117?
Para virologis pun belum bisa memastikan berapa lama periode imun yang diperoleh oleh seorang yang sudah divaksin. Artinya, ke depan, masih dimungkinkan terjadi, akan muncul beberapa kasus ada orang yang sudah divaksin, ternyata terinfeksi kembali setelah sekian bulan.
Bahkan mereka yang sempat terinfeksi kemudian sembuh, yang notabene plasma darahnya bisa disuntikkan ke orang lain, agar darah orang lain itu bisa menangkal gempuran covid-19, pun diasumsikan masih mungkin terinfeksi kembali.
Dan hasil riset terakhir para virologis di Inggris (dipublikasikan di awal Januari 2021) menyebutkan, mereka yang pernah positif covid-19 lalu sembuh, tubuhnya diasumsikan mendapatkan imun alami selama paling kurang 6 (enam) bulan, sejak dinyatakan sembuh (kembali negatif). Artinya, jika yang pernah positif lalu sembuh cuma diasumsikan mendapatkan imun alami sekitar enam bulan, apalagi imun yang diperoleh dari vaksin atau suntikan plasma darah.
Simpul kalimat, menghadapi gempuran covid-19, there is no easy solution (tidak ada solusi yang gampang). Semua kita dituntut jangan lengah, selalu waspada, ketat mematuhi protokol kesehatan, dan tentu saja berdoa.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 25 Januari 2021M/ 12 Jumadil-tsani 1442H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H