Kedua, dengan tingkat kerusakan bervariasi, hampir semua bangunan (batu atau kayu) di kota Mamuju mengalami kerusakan. Di sejumlah jalan kota Mamuju, akibat gempa, terlihat retak-retak yang sebagian menganga 1 sampai 2 centimeter.
Ketiga, seperti biasanya, setiap kali terjadi gempa yang cukup besar (magnitude 6,2 tergolong gempa besar), warga panik mencari dataran tinggi, karena khawatir ancaman tsunami (Kota Mamuju terletak di bibir pantai barat Pulau Sulawesi). Karena gempanya terjadi di malam hari, kepanikan itu menjadi lebih parah: kepanikan memicu kepanikan berikutnya, sehingga membentuk semacam kepanikan spriral.
Keempat, saya kebetulan lahir dan berasal dari kabupaten Polewali Mandar (cq Mapilli, sekitar 150-an km ke arah selatan dari kota Mamuju). Namun sejak lama, banyak keluarga inti yang bermukim di Kota Mamuju (kakak, adik, paman-bibi, sepupu, ponakan, generasi cucu). Ketika artikel ini ditulis, semuanya selamat. Alhamdulillah. Saya mengenal bagian-bagian inti Kota Mamuju. Ketika melihat beberapa foto dan video pendek akibat gempa, saya berduka dan berdoa tulus.
Kelima, karena gempa Mamuju ini terjadi di musim wabah covid-19, maka proses mitigasi korban dan bencana akan menjadi semakin sulit. Poin ini yang perlu diperhatikan oleh para sukarelawan, yang akan berpartisipasi dalam proses mitigasi.
Keenam, menurut BMKG, pusat (episentum) gempa di darat, sekitar 6 km ke arah timur laut Majene, dan itu berarti titik pusat gempa berada di wilayah pegunungan. Dan ketika artikel ini ditulis (sekitar 6 jam setelah gempa ketiga), belum ada kabar perkembangan terkait akibat gempa di sekitar pusat gempa di pegunungan. Juga belum banyak berita dampat gempa di kampung-kampung di luar kota Mamuju.
Doa dan duka untuk para para korban di Majene dan Mamuju.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 15 Januari 2021/ 02 Jumadil-tsani 1442H
(Diperbaharui: 15 Januari 2021, pukul 17.00 WITA)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI