Presiden Brazil Jair Bolsonaro, 65 tahun, termasuk salah satu pemimpin dunia yang awalnya sangat meremehkan wabah covid-19, akhirnya dinyatakan terjangkit positif covid-19 pada Selasa, 07 Juli 2020. Tapi Bolsanoro mengatakan: "Just look at my face. I'm well, fine, thank God... (coba lihat wajah saya. Saya sehat, baik-baik saja, puji Tuhan..."
Ketika wabah covid-19 menelan korban pertama meninggal dunia di Brazil pada Maret 2020, dengan angkuh Bolsonaro mengatakan, dengan pengalaman atletisnya (athletic history), dirinya akan dengan enteng melawan virus corona. Sejak itu, Bolsonaro sering menghadiri pertemuan tanpa peduli protokol kesehatan (social distancing).
Bolsonaro dinyatakan positif covid-19 setelah menghadiri jamuan makan siang bersama Todd Chapman, Dubes Amerika Serikat untuk Brasil di kota Brasilia, ibukota Brasil, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan nasional Amerika Serikat (Independece Day).
Media-media Brazil melaporkan, Bolsonaro sudah merasakan kelelahan sejak Sabtu malam (4 Juli 2020), yang berlanjut sampai hari Minggu (5 Juli 2020). Pada Senin malam (6 Juli 2020), suhu tubuhnya mencapai 38 derajat dan terus batuk-batuk.
Mantan Menteri kesehatannya, Luiz Henrique Mandetta yang mengundurkan diri (tepatnya dipecat) karena berbeda pendapat tentang protokol kesehatan, mengatakan, "Going around Brasilia without mask, huggung people... He was flirting with infection, and he was infected (berkeliling di kota Brasilia, memeluk banyak orang... Ia bersikap genit dengan wabah, dan kini ia terinfeksi positif."
Seolah mengejek virus corona, Bolsonaro sering tampil di depan umum tanpa mengenakan masker, atau seolah disengaja mengenakan masker dengan cara yang salah (terbalik).
Sehari setelah dinyatakan positif covid-19, Jair Bolsonaro menveto sebuah undang-undang yang mewajibkan pemerintah federal Brazil untuk menyiapkan fasilitas air minum bersih, disinfektan dan jaminan ranjang rumah sakit bagi penduduk asli (indigenous communities) Brazil yang berjumlah sekitar 850.000 jiwa. Pada pada 08 Juli 2020, kantor kepresidenan Brazil menegaskan, UU yang sudah disetujui Kongres itu bertentangan dengan kepentingan umum dan tidak konstitusional, karena menciptakan jenis pengeluaran baru tanpa didasari sumber pembiayaannya.
Seperti diketahui, secara global, Brazil saat ini menempati posisi kedua setelah Amerika dalam jumlah kasus covid-19 (lebih dari 1,8 juta kasus pada 11 Juli 2020), dengan jumlah kasus meninggal dunia lebih dari 75 ribu jiwa. Dan hampir semua media-media internasional menyalahkan Bolsonaro terkait dengan besarnya jumlah kasus covid-19 di Brazil.
Mengomentari kondisi Bolsonaro, Kepala Emergensi di WHO, Dr. Michael Ryan mengatakan, kasus Bolsonaro membuktikan, "Semua orang rentan dengan covid-19, nggak peduli apakah Anda seorang pangeran atau seorang kere (it doesn't matter to the virus if you are a prince or a pauper).
Mungkin saja sikap Jair Bolsonaro itu memang ada alasan rasionalnya. Namun banyak orang sulit memahami kenapa Bolsonaro tetap saja cenderung meremehkan potensi persebaran covid-19 bahkan setelah dirinya sendiri dinyatakan positif covid-19. Sebelumnya Bolsonaro bahkan pernah menyebut covid-19 sebagai panyakit "little flu (flu ringan)".
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 11 Juli 2020/ 20 Dzul-qa'dah 1441H