Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senandung Aisyah, yang Dirindu dan Dibenci

17 April 2020   16:51 Diperbarui: 17 April 2020   17:24 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajian tentang kemungkinan adanya wasiat politik itulah, yang kemudian mengabadikan kebencian orang Syiah pada sosok Aisyah, yang bahkan digambarkan bahwa "Aisyah akan menjadi pemimpin wanita-wanita penghuni neraka jahannam".

Tapi secara personal, baik Syiah apalagi Sunni, sosok Aisyah memang dianggap luar biasa, bahkan jika disandingkan dengan istri-istri Nabi lainnya.

Jika digambarkan secara imajiner, dengan mengacu pada standar sosialita modern, sosok Aisyah adalah wanita aktivis yang cantik-manis (humairah), menggoda, cerdas dan lincah, dan relatif mendominasi kehidupan pribadi Rasulullah saw. Dari Aisyah-lah, kita mengetahui banyak hal tentang fikhi hubungan suami-istri, yang hanya dapat diketahui melalui penggambaran seorang istri (Aisyah) yang kadang sangat romantis itu.

Namun, seperti lazimnya wanita-wanita yang berpengaruh besar terhadap kehidupan pribadi-sosial suaminya yang pemimpin, Aisyah juga tak luput dari kisah-kisah bully yang menggerogoti harga dirinya. Salah satunya adalah kasus yang dalam literatul Islam populer dengan sebutan haaditsatul-ifki ("peristiwa kebohongan"). Kasus ini, ditangan seorang sutradara sinetron yang cerdas dan kreatif, bisa berubah menjadi serial opera sabun dengan judul yang bombastis: "Perselingkuhan Aisyah", dengan seorang sahabat bernama Shafwan bin Al-Muatthal, yang terjadi usai Perang Bani Musthalaq. Kisahnya secara tersirat tertuang dalam Quran, Surat An-Nur, ayat 11.

Tapi terhadap Aisyah, Rasulullah memberikan panduan kata kuncinya, melalui doanya yang populer: "Ya Allah, jangan salahkan diriku dalam hal-hal yang tak bisa saya kontrol sepenuhnya (La tuakhidzni fi ma la amliku). Doa ini merujuk pada persoalan hati dan cinta Rasulullah kepada Aisyah. Dan ungkapan "hal-hal yang tak bisa saya kontrol sepenuhnya" merujuk pada kecenderungan hati. Bahkan cinta seorang Nabi pun bisa tak terkontrol sepenuhnya.

Lantas jika ditanya, pilih mana: Aisyah yang dibenci atau Aisyah yang dicinta? Jawaban saya tegas: saya menikmati senandung "Aisyah Istri Rasulullah".

Syarifuddin Abdullah | Amsterdam, 17 April 2020/ 24 Sya'ban 1441H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun