Kajian tentang kemungkinan adanya wasiat politik itulah, yang kemudian mengabadikan kebencian orang Syiah pada sosok Aisyah, yang bahkan digambarkan bahwa "Aisyah akan menjadi pemimpin wanita-wanita penghuni neraka jahannam".
Tapi secara personal, baik Syiah apalagi Sunni, sosok Aisyah memang dianggap luar biasa, bahkan jika disandingkan dengan istri-istri Nabi lainnya.
Jika digambarkan secara imajiner, dengan mengacu pada standar sosialita modern, sosok Aisyah adalah wanita aktivis yang cantik-manis (humairah), menggoda, cerdas dan lincah, dan relatif mendominasi kehidupan pribadi Rasulullah saw. Dari Aisyah-lah, kita mengetahui banyak hal tentang fikhi hubungan suami-istri, yang hanya dapat diketahui melalui penggambaran seorang istri (Aisyah) yang kadang sangat romantis itu.
Namun, seperti lazimnya wanita-wanita yang berpengaruh besar terhadap kehidupan pribadi-sosial suaminya yang pemimpin, Aisyah juga tak luput dari kisah-kisah bully yang menggerogoti harga dirinya. Salah satunya adalah kasus yang dalam literatul Islam populer dengan sebutan haaditsatul-ifki ("peristiwa kebohongan"). Kasus ini, ditangan seorang sutradara sinetron yang cerdas dan kreatif, bisa berubah menjadi serial opera sabun dengan judul yang bombastis: "Perselingkuhan Aisyah", dengan seorang sahabat bernama Shafwan bin Al-Muatthal, yang terjadi usai Perang Bani Musthalaq. Kisahnya secara tersirat tertuang dalam Quran, Surat An-Nur, ayat 11.
Tapi terhadap Aisyah, Rasulullah memberikan panduan kata kuncinya, melalui doanya yang populer: "Ya Allah, jangan salahkan diriku dalam hal-hal yang tak bisa saya kontrol sepenuhnya (La tuakhidzni fi ma la amliku). Doa ini merujuk pada persoalan hati dan cinta Rasulullah kepada Aisyah. Dan ungkapan "hal-hal yang tak bisa saya kontrol sepenuhnya" merujuk pada kecenderungan hati. Bahkan cinta seorang Nabi pun bisa tak terkontrol sepenuhnya.
Lantas jika ditanya, pilih mana: Aisyah yang dibenci atau Aisyah yang dicinta? Jawaban saya tegas: saya menikmati senandung "Aisyah Istri Rasulullah".
Syarifuddin Abdullah | Amsterdam, 17 April 2020/ 24 Sya'ban 1441H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H