Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Detik-detik Kematian Pemimpin IS Abu Bakar Al-Baghdady: Versi Amerika

31 Oktober 2019   06:14 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:56 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keraguan itu muncul kerena sebelumnya, Al-Baghdady beberapa kali dinyatakan tewas. Pada 16 Juni 2017, Rusia juga pernah mengklaim berhasil menembak mati Al-Baghdady dalam sebuah serangan terhadap sebuah titik di dekat kota Raqqa, Suriah.

Negara-negara lain, termasuk sebagian besar sekutu utama Amerika di Eropa umumnya bersikap diam, no comment terhadap peryataan Donald Trump tentang kematian Al-Baghdady.

Catatan:

Pertama, kampung Barisha di Idlib selama ini dikenal sebagai wilayah yang dikontrol atau dikuasai oleh milisi Hai'ah Tahrir  El-Sham (koalisi yang dibentuk oleh Jabhat Nusrah/JN). Dan kita tahu, JN adalah musuh bebuyutan IS. Artinya, Al-Baghdady bersembunyi di wilayah yang dikuasai musuhnya. Di beberapa negara, termasuk di Indonesia, para buronan kelompok teroris biasanya memang memilih lokasi yang tidak diperkirakan: kadang memilih tempat sembunyi di dekat instansi keamanan, seperti kasus Osama bin Laden yang justru bersembunyi di rumah yang tak jauh dari akademi militer di Abottabad, Pakistan.

Pemilihan kampung Barisha sebagai lokasi persembunyian , yang nota bene dekat dengan perbatasan Suriah-Turki, juga menunjukkan bahwa Al-Baghdady tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk menyeberang dari Suriah ke Turki.

Kedua, berbagai analisis sebelumnya menyebutkan bahwa Al-Baghdady bersembunyi di wilayah pertabasan Irak-Suriah. Kerena itu, di sini muncul pertanyaan besar: bagaimana caranya ia tiba di Idlib? Bahwa ia kemudian akhirnya tiba dan terbunuh di Idlib, sungguh sebuah pelarian yang menegangkan dan membingungkan. Karena untuk sampai ke Idlib, Al-Baghdady memerlukan perjalanan berjarak sekitar 400 km dari perbatasan Suriah-Irak, dan harus melewati berbagai titik yang dikuasai musuh-musuhnya: pasukan Kurdi dari unsur SDF (Syrian Defence Forces) yang disokong pasukan Amerika; milisi-milisi oposisi Suriah yang pro Turki; pasukan rezim Suriah sendiri yang didukung pasukan Rusia.

Ketiga, keberhasilan Al-Baghdady untuk lolos ke dan bersembunyi di Idlib mungkin disebabkan dua faktor: memanfaatkan jaringan penyelundup pengungsi, dan atau memanfaakan jaringannya di setiap wilayah.

Keempat, keberhasilan Al-Baghdady bersembunyi selama hampir lima tahun (2014 hingga 2019) juga merupakan petualangan yang menarik. Berpindah-pindah domisili bersama keluarga dan pengawal tentu bukan pekerjaan enteng. Sebab seperti lazimnya, buronan yang cerdas tidak mungkin menetap di satu titik dalam waktu yang lama. Konon, salah satu penyebab utama sehingga Al-Baghdady, anggota keluarga intinya dan para pengawalnya sulit terlacak, karena mereka tidak menggunakan alat komunikasi canggih yang gampang dilacak.

Kelima, dibanding kasus pembunuhan Osamah bin Laden di Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011 (di era Presiden Barack Obama), informasi tentang proses dan paska operasi pembunuhan Al-Baghdady jauh lebih sumir. Namun bisa diprediksi bahwa keping-keping jenazah Al-Baghdady dan orang-orang yang terbunuh bersamanya, akan mengalami nasib serupa dengan jenazah Osama Bin Laden: mungkin dibuang ke laut. Tidak akan ada nisan yang justru bisa menjadi inspirasi baru bagi pengikut dan simpatisannya.

Keenam, IS secara organisasi memang telah habis. Tidak lagi memiliki basis berpijak, para pimpinannya satu persatu terbunuh, dan kini pemimpin tertingginya Abu Bakar Al-Baghdady ikut terbunuh. Namun kematian seorang pemimpin dalam organisasi kelompok militan sekelas IS, tidak akan berpengaruh terhadap proses pergantian figur pemimpin pewarisnya. Sebab dalam tradisi organisasi-organisasi sekelas IS, figur pengganti/pewaris pucuk pimpinan biasanya sudah ditentukan sebelum kematian pucuk pimpinan yang sedang berkuasa. Artinya, setelah Al-Baghdady dipastikan tewas, maka pemimpin IS akan digantikan oleh figur lain secara otomatis, dan begitu seterusnya. Karena itu, pernyataan Donald Trump yang menegaskan bahwa figur potensial pengganti Al-Baghdady juga sudah dibunuh, pun tidak akan berpengaruh signifikan.

Ketujuh, kematian Abu Bakar Al-Baghdady menggembirakan banyak pihak, dan di sisi lain akan menjadi pukulan berat bagi para simpatisan dan pendukung IS di seluruh dunia. Tapi di sini segera muncul pertanyaan kunci yang tak gampang menjawabnya: apakah kematian Abu Bakar Al-Baghdady juga akan mengubur semangat para simpatisan dan pendukung IS untuk merevitalisasi kekhalifaan ala Islamic State (IS)? Sejarah mengajarkan: setelah kematian Osama bin Laden pada 2 Mei 2011, hanya perlu waktu sekitar 3 tahun setelah itu, lalu muncul figur Abu Bakar Al-Baghdady yang mendeklarsaikan berdirinya Islamic State di Mosul Irak pada 10 Juni 2014.

Syarifuddin Abdullah | 30 Oktober 2019/ 02 Rabi'ul-awwal 1441H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun