Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Belanda Tercatat 2189 Orang Menembus Usia 100 tahun

15 Juni 2019   09:15 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:16 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laporan Statistik Kependudukan Belanda menyebutkan, pada awal 2019, tercatat sebanyak 2.189 warganya yang berusia 100 tahun, dan 85 persen (1.850) di antaranya adalah wanita. Kecenderungannya, angka itu akan terus bertambah. Secara demografis, mereka yang berusia lebih dari 100 tahun lazim disebut centenarian. Dan pencataan warga centenarian di Belanda telah dimulai sejak tahun 2000.

Lebih rinci disebutkan, ada sekitar 2,7 persen centenarian dalam setiap 1.000 (seribu) penduduk. Persebarannya juga merata: dari 355 kotamadya di Belanda, 317 di antaranya memiliki warga centenarian.

Sementara itu, ada data lain yang tak kalah menarik dan mengirim sinyal kontradiktif: kasus euthanaisa (dipublikasikan April 2019) menyebutkan, warga Belanda yang menjalani euthanasia (minta mati secara sukarela, umumnya melalui suntikan zat kimia tertentu) pada tahun 2018 sebanyak 6.126 orang, atau sekitar 4 persen dari total angka kematian di Belanda setiap tahun. Sekedar info: Belanda berpenduduk hanya sekitar 17 juta jiwa.

Faktor paling dominan yang menjadi penyebab banyak orang Belanda meminta euthanasia secara sukarela adalah penyakit kanker. Dari segi usia, kasus euthanaisa ini didominasi oleh usia 70 - 80 tahun (sebanyak 1.985 kasus), disusul usia 80-90 tahun (sebanyak 1442 kasus), dengan perbandingan jenis kelamin 52,1 persen laki-laki dan 47,9 persen wanita.

Apa yang menarik dari dua kategori data demografis tersebut?

Pertama, dengan lebih dari 2.000-an orang centenarian, Belanda sebenarnya masih jauh dari Perancis, Italia dan Spanyol, yang masing-masing memiliki penduduk centenarian dua kali lipat dibanding Belanda. Artinya, seandainya tidak banyak warga Belanda yang meminta di-euthanasia, mungkin jumlah centenarian akan lebih banyak.

Kedua, usia lanjut menunjukkan terutama soal kesehatan. Banyaknya centenarian di suatu negara mengindikasikan bagusnya pelayanan kesehatan di negara tersebut. Di sini faktor sebab-akibat berlaku nyaris konstan. Bukan semata "doa meminta agar umur dipanjangkan". Beberapa hasil penelitian menujunjukkan, makin ke sini, warga Belanda semakin sekuler.

Ketiga, selain sisi positif yang mungkin bisa dibangga-banggakan, warga centenarian merupakan fenomena sosial yang plus-minus, khususnya bila ditilik dari sudut pandang ekonomi kapitalisme. Sebab mereka akan menjadi beban ekonomi. Di satu sisi, negara perlu mengeluarkan dana sosial yang mungkin relatif tinggi untuk ongkos perawatan kesehatan secara langsung, asuransi, dan perawatan di rumah-rumah jompo. Dan di sisi lain, mereka tidak produktif lagi secara ekonomi.

Keempat, sekedar ilustrasi: di jalan-jalan Belanda, masih jamak ditemukan orangtua-orangtua, lelaki ataupun wanita, yang sepintas pasti berusia sekitar 80-an tahun, terlihat berjalan sendiri atau menggunakan kursi listrik, pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan harian. Saya kadang membatin: apa mereka tidak punya anak atau cucu-cicit yang menemani, ya? Beberapa di antaranya masih lincah bersepeda.

Kelima, fakta bahwa centenarian di Belanda didominasi oleh kaum Hawa (85 persen) boleh jadi juga menunjukkan wanita Belanda lebih menikmati hidup dibanding kaum Adam. Jadi, kalau Anda (pembaca) adalah seorang lelaki, jangan terlalu berharap akan sukses menembus usia centenarian, hehehehe.

Keenam, setiap centenarian adalah orang yang sungguh berhak diperdengarkan lagu selamat ulang tahun: "Panjang umurnya, panjang umurnya, (semoga) serta mulia, serta muuuliiiaa, serta muuliiiah".

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 15 Juni 2019/ 12 Syawwal 1440H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun