Meski terdeteksi beberapa sinyal positif terkait sejumlah dinamika di kawasan Timur Tengah, namun Timur Tengah adalah wilayah yang tak pernah bisa dianggap selesai. Menarik mengutip Espresso, majalah The Economist (31 Desember 2018): in the middle East, never assume things can't get worse (Di Timur Tengah, segala sesuatunya bisa berkembang menjadi tambah buruk).
Amerika Serikat
Masyarakat dunia mungkin masih masih harus terus bersiap diri dikagetkan oleh kebijakan dadakan dan frontal Donald Trump. Tidak ada indikator bahwa Trump akan mulai menyadari berbagai kebijakannya justru tak menguntungkan Amerika. Tapi Amerika masih memiliki semua syarat dan pra syarat untuk berperan sebagai negara penentu kebijakan global.Ke depan dan untuk jangka waktu yang mungkin masih akan lama, Amerika Serikat akan tetap sebagai kekautan superpower yang menentukan dan memiliki pengaruh global: ekonomi, militer, teknologi dan juga sosial-budaya.
Salah satu kebijakan regional Trump yang seksi dan layak dimonitor adalah rencana penuntasan pembangunan dinding tembok pembatas di garis perbatasan Amerika dan Meksiko sepanjang 580 mil (930 km). Pagar yang konsep desainnya mirip Tembok China itu tentu akan berpengaruh kepada semua negara Amerika Latin lainnya, yang menjadikan Meksiko sebagai pintu darat untuk masuk ke Amerika Serikat.
Eropa Barat
Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa melalu referandum pada Juni 2016) dapat diibaratkan baru talak-1, dan masih dimungkinkan akan terjadi semacam rujuk malu-malu. Sebab setelah berjalan lebih dari dua tahun, semua pihak termasuk para pendukung Brexit baru menyadari bahwa ide dan semangat Brexit sejak awal ternyata tidak memiliki basis konseptual yang kuat. Terkait ini, lagi-lagi menarik mengutip komentar edisi Espresso, majalah The Economist (31 Desember 2018): No one killed Brexit. It was never alive (Tidak ada yang membunuh Brexit. Wong, Brexit memang nggak pernah hidup, kok).
Gelombang Islamophobia di Eropa Barat masih akan terus bertumbuh, dan cenderung akan semakin frontal, terutama di Perancis, Belanda dan Jerman. Dua isu sosial yang akan terus diadvokasi oleh para pegiat Islamophobia di Eropa antara lain soal pakaian niqab (burqah) bagi wanita Muslim, dan imigran dari beberapa negara Muslim.
Selain itu, pengalaman upaya kemerdekaan Catalonia di Spanyol melalui referandum pada 1 Oktober 2017 yang gagal total, menunjukkan bahwa faktor kesejahteraan yang relatif merata di Eropa Barat merupakan faktor utama yang membentuk penolakan publik terhadap setiap upaya separatisme di seluruh wilayah Eropa. Dan seperti diketahui, kawasan regional di bumi yang paling kaya dan kental sentuhan etnisitasnya adalah Eropa. Kecil kemungkinan akan muncul gerakan separatis (mirip Catalonia) di negara-negara Eropa Barat lainnya.
Rusia dan Eropa Timur
Vladimir Putin, sang kaisar baru dari Rusia, akan tetap bertahan dalam pemerintahan. Artinya kebijakan regional dan global Rusia belum akan mengalami perubahan signifikan, selama Putin masih berkuasa di Kremlin.
Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014 akan terus menjadi isu seksi di Eropa Timur. Dukungan setengah hati NATO dan Uni Eropa kepada Ukrania tidak mampu menyelamatkan Semenanjung Krimea. Dan masyarakat global, termasuk DK PBB, Â tidak mampu berbuat apa-apa terhadap ambisi Vladimir Putin di Krimea.