Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gempa Lombok yang Bertubi-tubi

20 Agustus 2018   01:00 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:34 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah, pohon dan tiang-tiang listrik bergoyang dan bergetar. Orang berjalan sempoyongan. Kubah masjid ambruk ketika jamaah salat melakukan salat sunnah. Sesaat kemudian lampu padam. Semua orang berhamburan ke luar dari bangunan rumah atau gedung. Beberapa di antaranya tertimpa reruntuhan, sebagian tewas di tempat, ratusan orang cedera.

Pada gempa yang terjadi pada Ahad siang (19 Agustus 2018, 11.10 WIB), yang bermagnitude 6,5 SR, bukit-bukit di lerang Gunung Rinjani terlihat mengalami longsor, yang mengeluarkan bunyi bergemuruh, dan abu mengepul ke udara, warga berlarian tunggang-langgang, meninggalkan semua harta bendanya.

Lalu pada Ahad malam (19 Agustus 2018, 22.56 WIB, ketika terjadi gempa bermagnitude 7 SR), sebagian warga berinisiatif melalui pengeras suara TOA mengimbau warga lainnya untuk segera mengamankan diri. 

Di layar kaca terlihat beberapa tamu hotel keluar dari gerbang hotel dengan pakaian seadanya: membalut tubuhnya dengan handuk putih, lalu duduk dan tidur di luar gedung. Sekitar sejam kemudian, terjadi kebakaran rumah di sejumlah perkampungan.

Pasien-pasien yang sedang dirawat di rumah sakit dievakuasi ke halaman rumah sakit, sebagian di antaranya masih dalam kondisi kritis dengan infus menempel di tubuhnya.

Gempa adalah fenomena alam, yang lazim melanda bagian bumi yang rawan gempa, antara lain karena berada di sekitar perlintasan ring fire (Cincin Api). Untuk wilayah Indonesia mencakup antara lain bagian barat-selatan Sumatera; bagian selatan pulau Jawa; bagian utara lombok; bagian utara Papua. Dari waktu ke waktu, pihak BMKG mempublikasikan press release melalui akun Twitter resminya tentang berbagai gempa.

Ring fire: geofortomorrow.wordpress.com
Ring fire: geofortomorrow.wordpress.com
Rangkaian gempa yang terjadi di Lombok secara bertubi-tubi selama Agustus 2018 tergolong ajaib. Dalam memori saya tentang berbagai kasus gempa besar di Indonesia, saya pikir baru kali ini, sebuah wilayah di Indonesia (pulau Lombok di NTB) dilanda gempa besar setidaknya sebanyak 5 kali dalam rentang waktu dua pekan, dengan kekuatan di atas 6 Skala Rechter (SR), dua di antaranya bermagnitude 7 SR. Belum termasuk ratusan gempa yang berkekuatan kurang dari 6 SR.

Berdasarkan catatan BMKG, sejak 5 sampai 19 Agustus 2018, tercatat lebih dari 300 gempa berkekuatan bervariasi antara 2 sampai kurang dari 6 SR.

Pulau Lombok: cabeoutdoorservice.com
Pulau Lombok: cabeoutdoorservice.com
Ratusan korban jiwa telah berjatuhan akibat gempa pertama (5 Agustus 2018, 18.46 WIB yang berkekuatan 7 SR, yang disertai peringatan dini potensi tsunami), puluhan ribu bangunan roboh, termasuk masjid-masjid. "Saya tidak tahu lagi apa yang sedang terjadi di Lombok," seorang kawan yang berdomisili di Lombok mengabari paska gempa pada Ahad siang, 19 Agustus 2018.

Proses mitigasi yang awalnya dibangga-banggakan sebagai operasi mitigasi yang tanggap, kemudian terbukti hanya mampu menjangkau kawasan yang terletak di jalur-jalur jalan utama. Sementara para korban gempa yang berdomisili di kampung-kampung terpencil dan di lereng-lereng gunung tak terjangkau.

Semua orang, termasuk saya, seolah kehabisan kata dan konsentrasi untuk menggambarkan gempa yang bertubi-tubi melanda Lombok. Sebagai orang yang sangat awam mengengai gempa, saya akhirnya berkata-kata sendiri, "Jika gempa itu masih akan terjadi berulang-ulang, dengan magnitude lebih dari 6 SR, tentu semua warga, terutama yang berdomisili di bagian utara dan timur Pulau Lombok, akan semakin khawatir dan cemas terhadap kemungkinan terjadinya tsunami. Dan mestinya semua pihak mengantisipasinya. Ridha-ka ya Rabb".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun