Jika dicermati, kelancaran arus mudik tahun 2018 disebabkan oleh dua faktor utama yang sangat signifikan, yaitu:
Pertama, panjangnya interval waktu antara awal mudik dan hari lebaran, yakni selama 7 hari  (8 sampai 14 Juni 2018) dengan asumsi lebaran jatuh pada tanggal 15 Juni 2018.
Artinya, rombongan kendaraan (roda empat dan roda dua) pemudik mengalir terurai selama periode 7 hari.
Kedua, pengoperasian fungsional ruas tol Brexit -- Semarang sepanjang sekitar 171 km.
Dengan dibukanya ruas tol fungsional ini, sama dengan membuka "jalur ketiga", di samping dua jalur yang sudah ada: Pantura (via Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal) dan Jalur Selatan (melewati wilayah Purwokerto).
Dalam arus balik nanti, faktor pertama di atas tidak ada lagi. Sebab berdasarkan edaran resmi pemerintah, liburan paska lebaran hanya empat hari (16, 17, 18, 19 Juni 2018).
Kalau diasumsikan bahwa pemudik akan mulai mengalir kembali ke Jakarta dan sekitarnya pada hari kedua dan/atau ketiga lebaran (16 atau 17 Juni 2018), berarti arus balik hanya akan efektif selama empat hari saja (16, 17, 18, 19 Juni 2018).
Artinya seluruh kendaraan yang mengalir pada arus mudik selama 7 hari, akan kembali pada arus balik nanti hanya dalam tempo 4 atau bahkan 3 hari.
Kesimpulannya, kelancaran arus mudik yang dibangga-banggakan oleh banyak pihak, mungkin tidak akan terjadi pada arus balik.
Syarifuddin Abdullah | 12 Juni 2018 / 27 Ramadhan 1439H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H