Kedelapan, dengan jumlah alumni IMMIM sekitar 6.000-an orang, haqqul yakin dan sekaligus berdoa, sebagian besar mereka hidup berkecukupan di bidangnya masing-masing. Sebagian lainnya mungkin masuk kategori kelas menengah atau bahkan upper class di tingkat nasional.
Namun kalau boleh berobsesi, sebelum ajal tiba, secara pribadi saya berharap, suatu hari saya bangun pagi dan membuka lembaran salah satu majalah pemeringkat orang kaya nasional, dan lalu membaca informasi penting begini: salah satu alumni IMMIM masuk dalam "Daftar 100 Orang Terkaya Indonesia". Dan saya tidak perlu kaget membacanya... Hehehe.
Kesembilan, masing-masing alumni boleh berbangga diri dan mensyukuri apapun capaiannya dalam kehidupan, melalui ungkapan misalnya SAYA IAPIM. Namun tiap sepak terjang dan kontribusi alumni IMMIM akan lebih bernilai positif dan maksimal jika bermanfaat secara langsung ataupun tidak langsung untuk pengembangan almamater, melalui satu dan lain cara.
Kesepuluh, saya berobsesi sederhana, ke depan, IAPIM dapat membuat semacam database alumni, yang bisa diakses secara online oleh semua alumni, melalui pasword masing-masing. Mungkin diawali database per angkatan, yang dikelola oleh masing-masing angkatan. Tujuan dan fungsinya tentu saja banyak.
Jika kembali mengacu ke alumni Gontor sebagai perbandingan, setahu saya, mereka juga belum memiliki database alumni yang rapih. Bahkan kantor pusat IKPM (Ikatan Alumni Pondok Modern) Gontor baru saja didirikan tahun 2017 dan berlokasi di sekitar Gontor-1 Ponorogo. Dan saya mendengar, salah satu agenda utama prioritasnya yang sedang berjalan adalah merapikan database alumni Gontor.
Ilustrasi: kalau saya ingin pergi ke Mataram Lombok atau Aceh, misalnya, atau ke titik manapun di muka bumi ini, melalui database alumni tersebut, saya  atau alumni lainnya dapat dengan mudah mencari tahu dan memastikan apakah ada alumni IMMIM yang berdomisili atau sedang bekerja di Lombok atau di Aceh. Tujuannya paling tidak untuk sekedar bertemu lalu berfoto selfie bersama alumni, sambil ngopi. Merawat ingat.
Syarifuddin Abdullah, alumni IMMIM 1979-1985 | 10 Juni 2018 / 25 Ramadhan 1439H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H