Pada Sabtu malam, 26 Mei 2018, di bandara Halim Jakarta, waktu mau naik pesawat yang menuju sebuah kota di bagian timur Indonesia, saya perhatikan, dari jarak sekitar 30 meter, terlihat pesawatnya gelap. Tak satupun lampunya yang menyala, termasuk di cabin pilot.
Di tangga pesawat, para penumpang yang lebih duluan diangkut dari ruang tunggu ke pesawat masih berkerumun di dekat tangga pesawat. Belum dipersilahkan naik pesawat.
Saya kemudian iseng bertanya kepada seorang petugas ground: "Kok, pesawatnya gelap, Mas?"
"Iya, Pak. Biasanya kalau begitu, berarti pesawatnya sedang mengalami kondisi yang sejenis dengan low-bat dan diperlukan waktu sekitar satu jam untuk memulihkan baterai pesawat yang soak (low) itu".
Saya nggak tahu, dan tidak sempat mengkonfirmasi, apakah low-bat merupakan istilah teknis, yang memang lazim digunakan untuk menggambarkan pesawat yang padam lampunya. Atau petugas ground itu menggunakan istilah low-bat agar saya mudah memahaminya.
Tapi di samping pesawat memang terlihat sebuah kontainer portable yang besar, yang terlihat seperti charger, mungkin digunakan untuk men-charge baterei pesawat yang soak itu.
Saya lalu membatin: logikanya, kalau lampunya padam semua, berarti mesin pesawat juga mati.
Setelah menunggu di samping pesawat sekitar sepuluh menit, mesin pesawat tiba-tiba terdengar bergemuruh, dan lampu-lampu pesawat sontak menyala. Penumpang dipersilahkan naik ke pesawat.
Dan seperti biasanya, sebelum take off, saya melakukan ritual rutin sebelum terbang: memotret boarding pass dan mengirim fotonya kepada orang rumah.
Saya perhatikan, sebelum naik ke pesawat, ada beberapa penumpang mengobrol dengan petugas ground lainnya, sepertinya mereka ingin mengkonfirmasi apakah pesawatnya "sehat atau nggak sehat".
Sambil bercanda, saya berkomentar lepas: "Yang penting, low-bat nya jangan terjadi ketika pesawat sudah mengudara", yang disambut tawa miris oleh penumpang lain yang mendengarnya.
Singkat cerita, pesawat akhirnya take-off sesuai jadwal, dan tiba di kota tujuan dengan selamat. Alhamdulillah.
Lalu dengan slang dan logat Makassar, sebelum turun dari pesawat, seorang penumpang berkomentar, "Bisa-bisanya, di, pesawat mengalami low-bat. Emang hp!!!"
Syarifuddin Abdullah | 27 Mei 2018 / 11 Ramadhan 1439H
----------
Catatan: saya menulis artikel ini selama penerbangan, dan langsung meng-uploadnya di akun FB begitu pesawat landed pada 27 Mei 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H