Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Iran Unjuk Gigi, Kepanikan Israel Kali Ini Sungguh Serius

13 Februari 2018   01:51 Diperbarui: 14 Februari 2018   08:25 6285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan pesawat tempur Israel yang hancur karena ditembak jatuh oleh Iran. Pesawat jatuh di kawasan Kibbutz Harduf pada 10 February 10 2018. (Anat Hermony/Flash90) | timesofisrael.com

Kedua, Iran merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang memusuhi Israel dan memiliki sistem pertahanan udara, yang sulit ditembus oleh Israel. Iran memiliki sistem pertahanan udara tercanggih produk Rusia (S-400).

Ketiga, Iran merupakan satu-satunya negara Timur Tengah yang memosisikan diri sebagai musuh Amerika (pelindung utama Israel). Logikanya, jika kepada "pelindung (Amerika)" saja Iran berani melawan, apalagi terhadap yang dilindungi (Israel). Dan pada saat yang sama, bersama Suriah, Iran adalah negara yang mendapatkan komitmen perlindungan dari Rusia.

Keempat, seluruh pejabat Israel, juga semua warga Yahudi di Israel, memahami betul bahwa para mulah penguasa di Teheran saat ini adalah tipe orang-orang yang tidak mempan digertak, tak gampang dijinakkan, tak enteng pula diprovokasi, dan jangan berharap bisa ditakut-takuti.

Kelima, Iran adalah satu-satunya negara musuh Israel, yang memiliki akses langsung ke perbatasan Israel (melalui Lebanon dan Suriah). Sebaliknya, Israel tidak memiliki basis untuk menempel ke perbatasan Iran.

Keenam, Iran adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki pasukan proxy yang berbasis di luar perbatasan negaranya: Hezbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak, milisi Al-Houti di Yaman, dan tentu saja kemitraan strategisnya dengan rezim Bashar Assad.

Singkat kalimat, kepanikan Israel sungguh beralasan. Dan justru akan keliru besar bila tidak panik. Dan hampir bisa dipastikan, perkembangan kualitatif yang terjadi pada 10 Februari 2018 mengirim pesan jelas: itu baru "awal dari sebuah permulaan".

Syarifuddin Abdullah | 13 Februari 2018 / 28 Jumadil-ula 1439H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun