Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Buku yang Disarankan bagi Anda yang Ingin Menguak Wawasan

22 Januari 2018   18:44 Diperbarui: 23 Januari 2018   20:00 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku yang direkomendasikan oleh siapa pun, sebaiknya menyertakan alasan kenapa buku tertentu direkomendasikan kepada orang lain. Sebab waktu yang tersedia sangat terbatas untuk semua orang.

Melalui artikel ini, saya memilih lima buku, yang saya anggap cukup pas untuk menambah pijakan pemahaman agar tak keliru dan tidak terkaget-kaget dalam mengikuti dan merespon beberapa isu aktual, baik di tingkat nasional maupun global.

Calabai
Jika ingin menyelami persoalan bagaimana perlakuan masyarakat Sulawesi terhadap Waria atau yang kerap disebut "bencong", saya merekomendasikan novel "Calabai: Perempuan dalam Tubuh Lelaki" karya Pepi Al-Bayqunie, Penerbit Javanica, 2016, 385 hlm.

Novel ini mengulas dan sekaligus membuktikan --setidaknya di kalangan suku Bugis, Makassar, Mandar, Toraja-- bahwa Waria bukan fenomena sosial baru di Indonesia. 

Yang unik dari Calabai karena menggambarkan kehidupan para calabai di kampung-kampung di Sulawesi. Agak paradok dengan fenomema guy dan Waria, yang terkesan seolah-olah beroperasi hanya di kota-kota metropolitan.

Jerusalem: The Biography
Setelah pengumuman Donald Trump, pada Desember 2017, yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, semua orang terkesan merasa pintar berbicara tentang Jerusalem, yang dalam Bahasa Arab disebut Al-Quds (yang Suci).

Tapi jika berniat mendalami sejarah Jerusalem, mulai dari zaman Nabi Daud sampai era Zionisme, buku "Jerusalem: The Biography" karya Simon Sebag Monterfiore, layak disimak dan dibaca ulang. Cuma harus siap mental sebelum membacanya, karena bukunya lumayan tebal: 822 hlm. Diterbitkan Alvabet, Cet-I Januari 2012.

Catatan Pinggir, Volume 12
Kalau mau melatih diri dan belajar bagaimana merumuskan kalimat-kalimat singkat, pendek, saya merekomendasikan buku Catatan Pinggir, kumpulan artikel Goenawan Mohamad di Majalah mingguan Tempo. Saat ini sudah terbit volume ke-12, 2017, TempoPublishing, 438 hlm.

Akan lebih lengkap jika mampu dan mau membeli sekalian dari volume 1 s.d 12, yang memuat sekitar 2.000 (dua ribu) esai yang ditulis sejak lebih dari 40 tahun lalu. 

Namun membaca Catatan Pinggir, jangan berharap akan mendapatkan perspektif yang utuh tentang berbagai persoalan, yang menjadi tema tiap artikel.

Buku Catatan Pinggir lebih pas diposisikan sebagai pemantik agar pembaca melakukan pencarian dan pengembaraan intelektual yang lebih jauh.

Mafia Global
Kalau ingin mendapatkan perpektif bagaimana mafia global beroperasi di bidang bisnis dan narkotika, yang berkelindang dengan kegiatan bisnis yang normal, melalui tata kerja dan jaringan yang berbelit-belit, namun selalu rapi dan terkontrol, saya merekomendasikan buku "Mafia Global", buah tangan Antonio Nicaso dan Lee Lamothe. Penerbit Grafiti Pers, 2003, 271 hlm.

Buku ini mengulas mekanisme dan cara kerja sebuah kejahatan terorganisasi (organized crime) di seluruh dunia, tapi terutama di Amerika, dan kaitannya dengan mafia lain di Italia, Rusia dan Jepang. Mafia adalah fenomena yang paling pas disebut komunitas tanpa negara.

Blackwater
Saya pikir, "Blackwater: Membongkar Keterlibatan Tentara Bayaran Dalam Invasi Militer Amerika Serikat", karya Jeremy Schaill, Penerbit Mizan, 2010, 700 hlm, layak dibaca untuk menyelami bagaimana tentara bayaran yang anggotanya berasal dari berbagai negara, lalu diorganisasi layaknya unit-unit militer, kemudian dikirim ke negara-negara di mana Amerika melakukan invasi secara terbuka atau klandestein.

Buku ini menggambarkan bagaimana keterkaitan antara perang dan produksi senjata. Dan membuat kita tidak perlu terkaget-kaget bahwa perang kadang terjadi karena memang direkayasa agar konflik bersenjata tak pernah berakhir. Tujuannya: agar pabrik senjata tetap berproduksi.

Selamat berbuku-buku ria!

Syarifuddin Abdullah | 22 Januari 2018 / 06 Jumadil-ula 1439H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun