Keempat, OKI dan LA tidak memiliki mekanisme untuk merumuskan sebuah aksi yang bersifat masif, yang melibatkan semua anggotanya, terutama di bidang ekonomi dan militer. OKI, juga LA, lebih pas disebut organisasi kebudayaan atau kalau mau kebih keren: "sosialita politik".
Saya mungkin pesimis, tapi kesimpulan dan beberapa catatan singkat artikel ini mengacu pada perjalanan sejarah dua organisasi tersebut.
Tentu saya atau mungkin Anda berharap agenda pertemuan OKI di Istanbul (rencananya 12 Desember 2017) dan rencana pertemuan Menlu-menlu LA (waktu dan tempatnya bahkan belum ditentukan), akan menjadi pengecualian: berakhir dengan keputusan yang bersifat aksi nyata untuk merespon dan mengcounter ""Trump Declaration".
Tapi, kalau tidak mau kecewa berat, jangan memasang harapan terlalu tinggi.
Syarifuddin Abdullah | 09 Desember 2017 / 21 Rabiul-awal 1439H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H