Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Rivalitas Arab Saudi vs Iran

24 November 2017   14:35 Diperbarui: 24 November 2017   18:23 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: diolah

KSA memiliki persenjataan militer yang canggih. Dan hampir semuanya adalah produk Barat terutama Amerika, Inggris dan Perancis. Tapi Iran pun memiliki sistem persenjataan yang canggih, dan umumnya produksi Rusia. Kalau KSA mampu mengintersep rudal balistik yang ditembakkan Al Houti Yaman ke Bandara Khaled di Riyad pada 4 Nop 2017 lalu, Iran pun memiliki sistem pertahanan udara produk Rusia (S-300), salah satu yang tercanggih di dunia.

Tapi soal persenjataan kedua negara ini, ada satu variabel yang sangat penting: Iran memiliki kemampuan memproduksi sendiri senjata, terutama rudal balistik. Sementara KSA lebih mengandalkan senjata yang dibeli. Karena itu jarang terdengar KSA melakukan uji coba rudal. Sementara Iran dari waktu ke waktu sering diributkan kalau melakukan ujicoba rudal.

Dan tentu ada perbedaan penguasaan teknis antara membeli barang jadi dan memproduksinya sendiri. Bahkan Iran pun memiliki instalasi nuklir, meskipun sejauh ini masih diklaim untuk kebutuhan sipil. Sementara KSA tidak punya instalasi nuklir.

Memang banyak pakar yang mengatakan, senjata Amerika lebih unggul dibanding senjata Rusia. Tapi menurut saya, itu provokasi bohong. Sebenarnya imbang.

Faktanya, dalam Perang Arab-Israel 1973, Mesir yang sepenuhnya menggunakan senjata Rusia (Soviet ketika itu) mampu mengalahkan Israel yang menggunakan senjata Amerika. Dalam Perang Vietnam, senjata Amerika juga kalah oleh senjata Soviet. Jadi klaim keunggulan senjata Amerika hanya separuh kebenaran.

Keempat, militansi

Berdasarkan catatan historis, militer KSA sebenarnya tidak pernah mengarungi atau terlibat dalam pertempuran darat yang riil atas inisiatif sendiri. Tapi Iran memiliki catatan pertempuran sejak zaman klasik. Ketika meletus perang Irak-Iran pada tahun 1980-an, Iran nyaris bertempur dengan kekuatan mandiri, sementara Irak disokong negara-negara Aran: ketika itu KSA membantu pendanaan perang, pasukan yang maju ke front-line umumnya dari Irak atau negara Arab lainnya terutama Mesir.

Dalam operasi pembebasan Kuwait tahun 1991, wilayah KSA memang menjadi pangkalan utama pasukan sekutu untuk mengusir pasukan Saddam Hussain dari Kuwait. Dan ada beberapa pertempuran yang melibatkan pasukan KSA. Tapi semua tahu, Perang Teluk-I yang bersandi "Desert Storm" itu, sepenuhnya di bawah maestro pasukan Amerika.

Karena itu, banyak pengamat mengatakan, militansi atau moril tempur tentara Iran jauh lebih tinggi dibanding militansi atau moril tempur tentara KSA. Tentu jika diasumsikan pasukan kedua negara itu terlibat dalam pertempuran head-to-head.

Ada beberapa analisis yang menggampangkan begini: "orang KSA kaya-kaya, makanya cenderung menghindari perang. Sementara tentara Iran relatif miskin-miskin, makanya cenderung lebih berani mati". Namun analisis begini kurang bisa dipertanggungjawabkan, meskipun ada faktanya dalam kehidupan keseharian.

Kelima, Kekuatan Sumber Daya Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun