Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Maskirovka dari Rusia

15 November 2017   20:09 Diperbarui: 16 November 2017   00:12 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pertama kali membacanya, awalnya saya pikir Maskirovka adalah nama wanita cantik super model asal Rusia. Ternyata bukan. Maskirovka adalah istilah, atau semacam teori baru, yang menjadi acuan doktrin militer dan intelijen Rusia dalam melakukan kegiatan atau intervensi di negara lain. Proses kemunculannya mirip dengan istilah Glasnost dan Perestroika pada akhir 1980-an di era Mikhail Gorbachev.

Secara letterlejik, Maskirovka berarti kamuplase atau kedok atau tipu-tipu, lalu "diplesetkan" untuk memaknai aksi militer dan intelijen Rusia di negara lain.

Contoh kongkret: ketika Rusia ingin membangun kembali pengaruhnya di Timur Tengah, Vladimir Putin memilih Suriah sebagai starting point. Dan untuk semakin memperkuat basis kehadirannya di Suriah, maka Rusia bekerja sama dan mendukung penuh rezim Bashar Asad. Dukungan untuk Bashar Asad tersebut lalu dibuatkan kamuflase atau kedok: memerangi ISIS. Karena itu, tak satupun negara yang bisa menyalahkan kehadiran militer di Suriah, dan dukungannya kepada rezim Bashar Assad. Karena Rusia atau Vladimir Putin sudah siap dengan jawaban: saya di Suriah untuk memerangi ISIS, dan hal ini sesuai dengan agenda global: war on terror.

Contoh lain, sebelum Rusia menganeksasi Crimea, Ukraina, pada awal 2014, Rusia mengirim pasukan militer dengan pakaian sipil, yang bergabung dengan milisi-milisi yang pro Rusia. Dan Rusia mengatakan, intervensi atau aneksasi itu dilakukan untuk menyelamatkan warga keturunan Rusia di Crimea. Foto-foto awal tentang kezaliman terhadap warga Crimea keturunan Rusia, pertama kali diupload oleh akun-akun Medsos milik personil militer Rusia yang tanpa uniform di Crimea.

Contoh lain: sejak akhir 2016 sampai saat ini, berbagai media dan politisi Amerika sibuk dengan wacana dan investigasi tentang campur tangan Rusia dalam Pilpres Amerika 2016, yang bertujuan memenangkan Donald Trump. Media Amerika menyebutnya "Russian's meddling in the American Presidential Election". Salah satu caranya adalah memaksimalkan propaganda melalui Medsos, bahwa Amerika akan lebih berjaya bila Trump yang menang. Karena itu, muncul asumsi bahwa pembocoran ribuan email Hillary Clinton - yang merupakan salah satu penyebab utama kekalahan Hillary Clinton - dilakukan oleh salah satu "Tim Cyber" yang dikendalikan dari Moskow.

Terkait ambisi dan rentang jelajah pengaruh internasional  Vladimir Putin dan Rusia saat ini, tergambarkan dalam talk-show CNN pada Senin, 13 Nov 2017, yang menayangkan wawancara dengan John Brennan (mantan Direktur CIA) dan James Clapper (mantan Direktur National Intelligence) yang mengatakan: Presiden Trump sangat naif, dan boleh jadi "President Trump is being 'played' by Russian President Putin (bahwa Trump telah dipermainkan oleh Vladimir Putin)".

Seorang pakar menggambarkan bahwa Miskarovka sebenarnya menggunakan metoda lama seperti operasi perang psikologis, manipulasi media, pengelabuan informasi, propaganda, perang dunia maya (cyber), pasukan militer tak berseragam, pasukan tentara bayaran, kamuflase manuver militer (The tools of maskirovka broadly include psychological operations, manipulation of media, disinformation and propaganda, electronic and cyber warfare, irregular forces not in uniform, private military contractors, proxies and physical deception through camouflaged military maneuver- lihat theChipherBrief.com, 08 Nov 2017). Namun metode lama itu semakin canggih karena menggunakan Medsos.

Volodymyr Havrylov, atase militer Ukraina di Amerika mengatakan, "...Tujuan dasar Maskirovka adalah menyembunyikan keterlibatan Rusia dalam kegiatan destabilisasi di suatu negara" (lihat: theChipherBrief.com, 08 Nov 2017).

Kesimpulannya, Maskirovka lebih pas disebut sebagai upaya mengarahkan atau memecah publik opini, yang bertujuan menciptakan destabilisasi di suatu negara, dalam rangka menguntungkan kepentingan strategis Rusia, secara global.

Mungkin itulah sebabnya, majalah The Economist, edisi 26 Oktober 2017, menurunkan laporan utama berjudul: "Russia under Vladimir Putin: A tsar is born (Rusia di Era Vladimir Putin: Kelahiran Seorang Tsar".

Dan ada satu poin yang menggelitik: bila negara sekelas Amerika saja bisa diudak-udak publik opininya oleh Vladimir Putin melalui tim-tim cybernya, dapat dibayangkan apa yang mungkin terjadi bila Putin/Rusia mau mengobok-obok dan menciptakan destabiltas di negara-negara ketiga, yang belum terlalu maju teknologi cybernya dan emosi warganya masih gampang diprovokasi.

Syarifuddin Abdullah | Washington DC, 15 Nop 2017 / 26 Shafar 1439H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun