Bahkan pahlawan yang disebut kesiangan pun kadang layak dilabeli pemberani. Hanya mungkin keberaniannya yang salah tempat.
Tapi kepahlawanan lebih karena cita-cita luhur, ada misi yang diemban, dan tekad untuk memperjuangkannya, bukan sekedar keberanian.
Melepaskan diri dari segala bentuk dan jenis kungkungan penjajahan, kapan pun dan di manapun, adalah sebuah harapan luhur. Para pahlawan mendedikasikan diri mereka untuk menghancurkan kungkungan itu.
Ketika akhirnya negeri dan bangsa ini lepas dari kungkungan penjajahan formal dan tradisional, sebagian kita mungkin menghadapi atau bahkan sedang menjadi korban penjajahan jenis baru.
Maka setiap zaman akan melahirkan pahlawannya. Setiap tempat akan memunculkan pahlawannya. Tiap situasi akan menciptakan pahlawannya.
Dan tiap pahlawan dan kepahlawanan, akan selalu punya ciri: cita-cita luhur yang diperjuangkan dengan tekad bulat. Dan zaman berikutnya yang akan menghargai jasa perjuangan mereka.
Kepada semua pahlawan dari Sabang sampai Merauke, tanpa kecuali, kubacakan doa tulus, sambil berkata: setiap perjuangan bermakna justru karena ada perjuangan lanjutannya. Zaman dan tempat tak pernah berhenti melahirkan pahlawannya.
Syarifuddin Abdullah | 10 Nop 2017 / 21 Shafar 1439H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H