Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Muslim Rohingya, Myanmar

6 September 2017   06:26 Diperbarui: 6 September 2017   07:58 4418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedelapan, kalau mencermati pemberitaan media-media asing, salah satu media yang paling aktif memberitakan secara realtime tentang perkembangan Rohingya selama sekitar 6 bulan terakhir adalah stasiun televisi satelit Aljazeera. Sementara media nasional Indonesia hampir semuanya hanya mengutip pemberitaan media asing.

Kesembilan, meskipun jaringan internet di wilayah-wilayah domisili Muslim Rohingya cukup jelek bahkan blank, namun Aljazeera tampaknya memiliki jaringan narasumber di kalangan warga Rohingya, yang secara rutin mengirim rekaman video ataupun teks tentang perkembangan di Rakhine.

Sebagai contoh, ketika sekitar 2 juta umat Islam wukuf di Arafah pada 30 Agustus 2017, dan ratusan juta umat Islam lainnya merayakan Idul Adha pada 31 Agustus 2017, Aljazeera menjadi media global yang memberitakan serangan militer Myanmar terhadap kampung-kampung Rohingya, dengan video dan foto yang memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan di tanah, di sungai dan kampung-kampung yang terbakar. Dan tentu kita sulit memastikan apakah pemberitaan Aljazeera obyektif atau tidak, sebab publik global memang tidak memiliki sumber pembanding.

Kesepuluh, ada satu hal yang perlu menjadi perhatian utama oleh negara-negara anggota ASEAN terkait kekerasan di Rakhine, yaitu peringatan yang disampaikan Ketua Rakhine Commisssion, Kofi Annan (mantan Sekjen PBB), yang mengatakan bahwa masyarakat internasional harus mewaspadai kemungkinan terjadinya proses radikalisasi di kalangan Muslim Rohingya, yang semakin putus asa akibat sikap apatis berbagai negara terhadap nasib mereka.

Dan menurut saya, kemungkinan terburuk dari peringatan Kofi Annan adalah wilayah Rakhine berpotensi menjadi atau dijadikan medan jihad baru oleh kelompok-kelompok radikal di seluruh dunia. Dan indikasi ke arah tersebut sudah mulai muncul di berbagai media sosial.

Syarifuddin Abdullah | 06 September 2017 / 15 Dzul-hijjah 1438.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun