Sebagai gambaran, lima parpol Islam peserta Pemilu Legislatif 2014 (PKS, PPP, PKB, PAN, PBB) total hanya meraih suara 31,45 persen (lihat tabel ilustrasi).
Pertanyaan lanjutan yang menggelitik: kenapa perolehan suara Paslon Ahok-Djarot yang hanya memperoleh suara sektiar 43 persen (Putaran-I Pilgub DKI), tidak paralel dengan hasil perolehan suara Parpol berbasis nasionalis pada Pemilu 2014, yang mencapai sekitar 65 s.d 70 persen?
Jawabannya, terutama karena Partai Gerindra dan Partai Demokrat tidak bergabung dengan kelompok kubu PDIP. Dan alasan lainnya, karena Parpol anggota koalisi PDIP yang tidak solid (Golkar, Hanura, Nasdem).
Terus bagaimana prediksi untuk putaran kedua Pilgub DKI? It’s the $64 question (ini pertanyaan senilai 64 USD). Tapi gambaran kasarnya sebagai berikut:
Faktor Ahok dan dugaan penistaan agama
Kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok – yang telah menuntaskan 11 kali sidang pengadilan – tetap akan menjadi isu kunci yang sangat seksi pada putaran kedua. Terkait poin ini, perlu dicatat bahwa sepanjang sejarah Republik Indonesia, setahu saya, hanya isu penistaan agama yang mampu menyatukan semua kelompok Islam yang memang sulit dipersatukan itu.
Dengan kata lain, kalau kubu Anies-Sandi mengemas isu seksi itu dengan cara yang “lebih santun”, agar tidak dianggap SARA, diperkirakan tetap berpotensi menjadi faktor pemersatu bagi lima kategori komunitas Pemilih Muslim di DKI, yang telah digambarkan di atas.
Tapi itu saja, tidak cukup. Bahkan seandainya pun semua simpatisan fanatis PPP dan PAN beralih ke kubu Anies-Sandi. Sebab massa dan simpatisan PKB mungkin akan terpecah dua kelompok: sebagian ke Anies-Sandi, sebagiannya lagi ke kubu Ahok-Djarot.
Partai Demokrat menjadi kunci kemenangan
Intinya, konstelasi persaingan jelas berubah pada putaran-II Pilgub DKI. Dan yang perlu dicermati di sini adalah posisi Partai Demokrat (PD). Harus dicatat bahwa PD merupakan satu-satunya partai nasionalis, yang sejak didirikan telah mengandalkan basis massa Islam, melalui Majelis Dzikir-nya.
Karena itu, diatas kertas, suka tidak suka, PD akan memainkan peran kunci kemenangan. Artinya, kubu manapun yang didukung penuh oleh PD, cenderung akan menang.