Keempat, jamak diasumsikan bahwa lembaga-lembaga intelijen identik dengan pekerjaan atau operasi-operasi kotor, seperti yang banyak ditemukan dalam novel-novel spy. Namun yang kurang diapresiasi oleh publik adalah bahwa pekerjaan pertama dan utama setiap lembaga intelijen adalah menciptakan keamanan nasional. Dan di era reformasi sekarang ini, ruang manuver intelijen juga tidak lagi "selebar" jaman dulu. Kita tahu, semua kegiatan dan kinerja intelijen dimonitor oleh DPR dan publik.
Sebab bila terjadi kekacauan berskala massif, salah satu lembaga yang paling disalahkan adalah lembaga intelijen. Dengan kata lain – dalam kasus 101 Pilkada serentak misalnya – justru lembaga intelijenlah yang paling berkepentingan agar perhelatan itu berlangsung aman. Dan karena itu, lembaga intelijen akan memaksimalkan semua sumberdayanya untuk mengamankannya.Dan itulah yang terjadi.
Kelima, berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, lembaga BIN berada langsung di bawah Presiden RI, sebagai end user. Dan Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan di setiap negara biasanya diasumsikan akan memanfaatkan semua sumber daya pemerintahan untuk menciptakan keamanan nasional. Dan salah satu ujung tombak menciptakan keamanan adalah lembaga intelijen.
Perkiraan saya, jauh sebelum Pilkada serentak 15 Februari 2017, salah satu perintah Presiden kepada Pimpinan intelijen nasional adalah “Cegah benturan sekecil apapun dalam pelaksanaan 101 Pilkada serentak 14 Februari 2017!!!” Dan perintah itu telah ditunaikan dengan sangat baik.
Bravo kepada Presiden dan Wakil Presiden serta semua lembaga terkait, bravo kepada semua lembaga intelijen nasional bidang keamanan (Baintelkam Polri, BAIS TNI dan terutama BIN) yang telah bekerja keras dalam mengamankan 101 Pilkada serentak 14 Februari2017. Dan tentu saja, bravo kepada semua pihak yang telah berkontribusi langsung ataupun tidak langsung sehingga 101 Pilkada serentak akhirnya berlangsung damai. Dan kita semua bisa menikmati perhelatan Demokrasi yang bermartabat.
SyarifuddinAbdullah | Kamis, 16 Februari 2017 / 20 Jumadil-ula 1438H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H