Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memilih 4 November, Memelihara Momentum Menuju Pilkada

4 November 2016   08:12 Diperbarui: 4 November 2016   14:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biar rileks mencermati aksi 4 Nop, dalam sebuah obrolan santai di sebuah warung kopi, semua hadirin sepakat bersantai mengisi waktu sambil mengutak-atik tanggal 4 Nopember 2016, yang dipilih sebagai hari aksi Bela Islam Babak II.

Kalau dibaca dengan sistem penanggalan bahasa Inggris, 4 Nop adalah eleven-fouratau 11/4 (seperti nine-eleven untuk aksi teror di Amerika pada 9/11, maksudnya 11 September).

Jika dikonversi ke tanggalan Hijriyah, tanggal 4 Nop 2016 bertepatan dengan 4 Safar 1438H. Tidak ada juga istimewanya. Tidak ada peristiwa monumental dalam sejarah Islam pada 4 Safar (4-2). Safar adalah bulan kedua dalam almanak Hijriyah.

Sebuah postingan di medsos menyebutkan, 4 Nop adalah tanggal kelahiran Ahok. Saya segera mengeceknya di Mbah Google, ternyata kelahiran Ahok adalah 29 Juni 1966.

Oh, jangan-jangan itu hari pembentukan Front Pembela Islam (FPI). Ternyata tidak juga. Sebab FPI justru dibentuk pada 17 Agustus 1998. Atau kelahiran Habib Rizieq? Setelah dicross-check, Habib Rizieq yang biasa disebut “Imam Besar FPI” itu adalah kelahiran 24 Agustus 1965.

Lantas apa dong?

Seorang peserta diskusi menjelaskannya dengan sentuhan mistis. Jika ditulis dalam format digital 4/11 (4 dibagi 11) hasilnya 0,37. Kalau ditulis 4-11 (4 dikurangi 11) hasilnya minus 7. Bila ditulis dengan format Inggris 11/4 (11 dibagi 4), hasilnya 2,75. Sejenak terdiam, lalu teman tadi menyimpulkan, semua hasil pengurangan dan pembagian itu tidak memiliki makna mistis.

Jika ditulis lengkap 4-11-2016, lalu semua angka satuannya berdiri sendiri lalu dijumlahkan (4+1+1+2+0+1+6) hasilnya adalah 15. Menurut teman tadi, 15 juga tidak ada sentuhan mistisnya.

Tiba-tiba seorang peserta diskusi berteriak “gua ketemu rahasianya”. Semua peserta diskusi lainnya terdiam, menanti penjelasan penemuan itu.

Perhatikan deh, Bela Islam Babak-I digelar pada Jumat 14 Oktober 2016 (14-10). Sementara dari Jumat 14 Oktober ke Jumat 4 Nopember berjarak tiga minggu (21 hari). Karena ada babak-1 dan babak-2, mestinya akan ada babak-3, dan itu jatuh pada tanggal 25 Nop 2016 nanti. Tapi interval 3 mingguan tidak praktis untuk sebuah aksi yang berskala massif.

Dimungkinkan saja, 4 Nop diadopsi dari simbol perlawanan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang disimbolkan dengan rab’ah (berarti nama tempat atau angkat empat) yang menunjuk ke empat jari tangan yang berdiri tegak – telunjuk, tengah, manis kelingking – kecuali jempol yang ditekuk. Tapi geseran analisisnya terlalu meloncat-loncat.

Diutak-atik kayak apapun, tetap saja tidak ketemu hitung-hitungannya. Akhirnya semua peserta diskusi sepakat: 4 Nop adalah tanggal yang dikemas untuk “memontum” yang akan terus dipelihara ritmenya, sampai menjelang Pilkada DKI 15 Februari 2016. Silahkan berhitung dengan pola deret hitung atau deret angka, seperti salah satu materi test psikologi.

Saya sempat membatin khawatir bila ada yang membaca 4-11 dengan makna “For Nope (untuk sesuatu yang enggak ada, nihil)”.

Syarifuddin Abdullah | Jumat, 04 Nopember 2016 / 04 Safar 1438H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun