Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antisipasi Jelang dan Pasca Aksi 4 November 2016

3 November 2016   10:14 Diperbarui: 3 November 2016   11:01 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang dari 24 jam dari sekarang, Jakarta akan menyaksikan aksi demo 4 Nop 2016. Konon puluhan ribu akan tumpah ruah di sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Istana Negera. Meski angka pastinya masih dinamis dan terus mengalami up and down, polisi memperkirakan jumlah massa sekitar 10.000 (sepuluh ribu) orang. Tapi seandainya pun massanya hanya 5.000 orang, itu juga sudah besar.

Prinsipnya, sejuta massa yang damai lebih baik daripada seribu massa yang yang bikin kacau dan anarkis.

Dan setidaknya ada tujuh catatan yang mungkin perlu diantisipasi oleh seluruh warga Jakarta dan semua aparat keamanan menjelang dan paska aksi 4 Nop 2016:

Pertama, Istana Negara adalah simbol negara yang wajib dilindungi martabatnya; Monas adalah simbol kebudayaan sekaligus sebagai wilayah elit yang menempel ke kawasan Istana, dan Masjid Istiqlal hanya berjarak sekitar 300 meter dari Istana. Tapi Jakarta bukan hanya Istana-Monas-Istiqlal. Ketika semua mata dan telinga tertuju ke sana lokasi aksi, jangan lupakan wilayah Jakarta lainnya.

Selain itu, Jika Jakarta bukan hanya Istana-Monas-Istiqlal, maka Indonesia juga bukan hanya Jakarta. Karena itu, setiap daerah juga tetap perlu waspada.

Kedua, umum diketahui bahwa massa yang hadir pada aksi 4 Nop berasal dari berbagai komunitas, termasuk kelompok yang selama ini dikenal radikal.

Salah satu kekhawatiran – yang layak sangat dikhawatirkan – adalah kemungkinan terjadinya “aksi-aksi” justru di titik lain, yang jauh dari lokasi demo (sekitar Istana-Monas-Istiqlal).

Ketiga, massa akan menjadikan masjid Istiqlal sebagai titik kumpul (meeting point) terutama oleh massa dari luar Jakarta. Kita tahu, kapasitas Istiqlal bisa menampung sekitar 200.000 jemaah. Dan dari semua perkiraan jumlah massa yang beredar di media sosial (yang juga berbeda-beda), diasumsikan tetap tertampung di Masjid Istiqlal.

Keempat, sikap paling rasional ketika menghadapi rencana aksi massa – yang diklaim akan besar – adalah jangan underestimate, jangan juga overestimate. Dalam hal ini, semua pihak harus mengacu pada permohonan izin demo yang diajukan ke Polda Metro Jaya, yang biasanya pemohon akan mencamtumkan estimasi kasar jumlah massanya. Artinya, agar setiap orang tidak berspekulasi sesuai seleranya, hari ini Kamis 3 Nop 2016, Polda Metro atau Polri sebaiknya mempublikasikan angka itu sesuai dengan permohonan izin aksi. Bahwa nantinya berbeda dengan angka riil di lapangan, itu persoalan lain.

Kelima, sesiap apapun dan sesiaga bagaimanapun aparat keamanan, yang bahkan konon sudah dalam kondisi siaga-1, partisipasi seluruh warga tetap diperlukan untuk memelihara suasana yang selalu kondusif.

Keenam, karena massa yang datang dari luar jakarta diperkirakan lebih banyak daripada massa dari wilayah Jakarta sendiri, langkah-langkah antisipasi juga semestinya dibagi ke hari-hari berikutnya (5 dan 6 Nop 2016).

Ketujuh, untuk sementara waktu, khususnya pada Jumat 4 Nopember 2016, barangkali sebaiknya kita semua ekstra hati-hati setiap kali menerima postingan media sosial, dan lebih ekstra hati-hati lagi ketika ingin men-forward postingan tersebut. Jangan menjadi bagian dari mata rantai penyebar postingan hoax dan provokatif.

Syarifuddin Abdullah | Kamis, 03 Nopember 2016 / 03 Safar 1438H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun