Memasuki hari ke-17 Operasi Mosul (Rabu, 02 Nopember 2016), unit Anti Teror militer Irak mengklaim telah menguasai gedung televisi Mosul, yang terletak di pinggiran timur Kota Mosul. Namun beberapa laporan masih menyebutkan, pertempuran masih terjadi di wilayah Gogjali.
Seperti diperkirakan sejak awal, kombatan IS mulai membakar ban dan minyak hitam di jalan-jalan yang menuju Mosul dari arah timur, dan asapnya digunakan sebagai perlindungan untuk bergerak sambil menghindari bidikan jet tempur atau drone, sekaligus mencegah cover udara bagi pasukan gabungan.
Secara umum, perlawanan IS masih menggunakan gaya hit and run, dengan memanfaatkan terowongan yang dijadikan koridor aman untuk bergerak dari satu titik ke titik lain. Selain itu, kombatan IS masih menggunakan bom bunuh diri mobil. Serunya, kadang aksi bom bunuh diri mobil dilakukan beberapa mobil sekaligus, yang berjalan dalam formasi konvoi untuk menyerang pasukan gabungan.
Sementara itu, organisasi “Selamatkan anak-anak” memperkirakan, di Mosul saat ini terdapat sekitiar 600 ribu anak yang terkepung dalam pertempuran antara pasukan gabungan dan kombatan IS, dan mengimbau dua pihak untuk membuka koridor aman untuk pengungsi. Tapi imbauan itu tak digubris.
Di kampung-kampung yang terletak di sekitar Mosul bagian timur, warga sudah meninggalkan rumahnya masing-masing, karena takut menjadi sasaran tembak. Sebagian warga menggali lobang sedalam sekitar 1 meter, selebar 2 x 2 meter, sebagai tempat berlindung, yang tanpa atap. Lobang itu kemudian menjadi tampungan air, bila sesekali hujan turun. Kondisi ini akan semakin parah beberapa minggu ke depan, ketika angin musim dingin mulai berhembus di wilayah Mosul.
Kantor UNHCR sebelumnya memperkirakan sekitar 1 juta pengungsi. Kamp-kamp pengungsi yang telah didirikan hanya mampu menampung maksimal sekitar 495 pengungsi. Saat ini sudah menampung 17.000 pengungsi.
Catatan:
Kalau mencermati gaya pasukan gabungan ketika membardir Mosul, darat maupun udara, dapat diperkirakan bahwa nasib infrastruktur kota Mosul tidak akan jauh berbeda dengan nasib Aleppo di Suriah.
Perlu diperhatikan, semua angka tentang Mosul tidak dapat diterima mentah-mentah. Sebab selama dua tahun dikuasai IS, tidak ada sumber akurat tentang apa yang terjadi di Mosul, termasuk soal jumlah warga Mosul.
Sumber tulisan: Aljazeera. Alhayat, AlArabiya
Syarifuddin Abdullah | Rabu, 02 Nopember 2016 / 2 Safar 1438H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H