Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Operasi Merebut Mosul Hari Ke-04: Nasib Para Foreign Fighters di Mosul

20 Oktober 2016   20:49 Diperbarui: 21 Oktober 2016   00:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: aljazeera.net. Sejumlah kombatan IS yang berjaga di jalan-jalan Kota Mosul, yang diuload pada 20 Oktober 2016 oleh Amaq News Agency, kantor berita online yang berafeliasi ke IS.

Secara umum, sampai Kamis malam (20 Oktober 2016), konvoi pasukan gabungan yang bergerak menuju Mosul, yang terdekat posisinya ke gerbang Kota Mosul masih berjarak sekitar 15 km, tepatnya di Kota Bartalla, ke arah timur Mosul. Sementara militer Irak yang bergerak dari arah selatan, sebagian besar masih berjarak sekitar 30 s.d 40 km.

Serangan simultan dari arah timur dan selatan oleh pasukan militer Irak dan Peshmerga Kurdistan, juga belum menghasilkan sukses signifikan. Pada Rabu malam sampai Kamis pagi, beberapa unit pasukan gabungan terpaksa menunda gerak majunya karena terhalang oleh dua model pertahanan dan serangan IS: sniper dan bom bunuh diri mobil.

Sementara itu, sampai hari keempat Operasi Merebut Mosul oleh pasukan gabungan, UNHCR mencatat ribuan warga sipil Mosul (terutama wanita dan anak-anak) yang telah mengungsi keluar dari Mosul ke arah barat, perbatasan dengan Suriah.

Bila dikaitkan dengan foreign fighters di jajaran kombatan IS, opsi mereka tidak banyak. Sebab bagi kombatan IS yang bukan warga Arab, khususnya foreign fighters asal Eropa dan Asia, pilihan bertempur sampai titik darah penghabisan merupakan opsi satu-satunya.

Sebab ketika pasukan gabungan memasuki kota Mosul, para kombatan IS yang bersuku Arab, atau yang berasal dari Mosul, mungkin masih bisa berbaur dengan warga sipil, berpura-pura menjadi pengungsi bersama warga warga sipil non-kombatan lainnya. Sebagian foreign fighters asal Eropa adalah keturunan Arab juga.

Namun foreign fighters asal Asia (Indonesia, Malaysia, China, Pakistan) akan sulit menyembunyikan diri, misalnya dengan cara berbaur dengan warga sipil Mosul. Sebab akan kesulitan menyembunyikan ciri khas raut muka mereka.

Setidaknya, terdapat dua angka perkiraan tentang jumlah foreign fighters di Mosul Irak: pertama sekitar 20 persen (setara 1.200 orang) dari total combatan Islamic State (IS) yang berjumlah 6.000. Perkiraan kedua, sekitar 3.000 dari total 10.000 kombatan IS. Namun sekali lagi, tidak satupun dari dua angka perkiraan itu yang bisa dipastikan kebenarannya.

Sebagian pengamat berharap dan bahkan mendorong agar para kombatan IS menyerah saja, guna menghindari kehancuran kota Mosul. Namun opsi menyerah ini tampaknya sangat kecil kemungkinannya. Sebab mengacu pada ideologi jihad yang dianut IS, justru momentum perang seperti inilah yang ditunggu oleh mereka untuk “menjemput mati syahid”.

Syarifuddin Abdullah | Kamis, 20 Oktober 2016 / 19 Muharram 1438H

Sumber tulisan: Al-jazeera, Al-Hayat, The Economist, Amaq News Agency.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun