Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pimpinan Kunci Islamic State yang Tewas pada 2016 & Battle of Mosul

13 Oktober 2016   01:02 Diperbarui: 13 Oktober 2016   09:24 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang tahun 2016, Islamic State (IS) di Irak dan Suriah telah kehilangan beberapa pimpinannya di bidang militer, media, ulama fikhinya: diberondong rudal oleh drone, digempur dengan jet tempur, atau tewas dalam pertempuran.

Di sisi lain, kini sedang berlangsung finishing touch untuk meluncurkan operasi Battle of Mosul dalam rangka merebut kembali Kota Mosul dari cengkeraman IS.

Berikut daftar delapan tokoh kunci IS yang tewas pada 2016:

Abu Muhammad Al-Adnani (أبو محمد العدناني), tewas pada 30 Agustus 2016 ketika sedang memeriksa pasukan IS di Kota Aleppo, bagian utara Suriah. Al-Adnani dikenal sebagai Jubir IS, yang pertama kali memperkenalkan ungkapan yang kemudian menjadi tag IS: Ad-daulah baqiyah wa yatamaddad (IS akan bertahan dan akan terus memperluas wilayah kekuasaannya).

Abu Jannat (أبو جنات), terbunuh pada 30 September 2016, dalam sebuah gempuran udara di bagian utara Kota Mosul, Irak.

Adil Al-Fayyadh alias Abu Muhammad Al-Furqan (عادل الفياض الملقب بـأبي محمد الفرقان), dikonfirmasi kematiannya oleh media IS pada 10 Oktober 2016, sekitar satu bulan setelah dia diberitakan tewas dalam sebuah gempuran udara di bagian utara Raqqa, di bagian timur laut Suriah.

Abu Umar Al-Syisyani (أبو عمر الشيشاني), tewas pada 13 Juli 2016 dalam sebuah pertempuran darat di Irak. Beberapa bulan sebelumnya, Amerika pernah mengklaim telah membunuhnya dalam sebuah serangan udara di Suriah.

Mahir Al-Bilawi (ماهر البيلاوي), tewas pada 21 Mei 2016, dalam sebuah serangan udara koalisi pimpinan Amerika di wilayah timur Kota Ramadi, ibukota Provinsi Anbar, Irak

Syakir Abu Wahib (شاكر أبو وهيب), tewas pada 06 Mei 2016 di dekat wilayah Ar-Ruthbah, sebelah barat Provinsi Anbar Irak, dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan Koalisi pimpinan Amerika.

Salman Abdu Syabib Al-Jabburi (سلمان عبد شبيب الجبوري), tewas pada 18 April 2016, dalam sebuah serangan helikopter di Mosul Irak oleh pasukan khusus Amerika bersama Peshmerga Kurdistan.

Abdurrahman Al-Qaduli (عبد الرحمن القادولي الملقب أبو علي الأنباري), tewas pada 24 Maret 2016, dalam sebuah serangan udara dengan helikopter Amerika yang mengangkut pasukan khusus Amerika di Suriah.

Beberapa catatan:

Pertama, meskipun IS memiliki mekanisme otomatis untuk mengganti setiap pimpinannya yang tewas, namun beberapa figur kunci di tiga lini utama (militer, media dan ahli fikhi) diperkirakan telah mempengaruhi kualitas manuver tempur kombatan IS.

Kedua, dari delapan pimpinan kunci IS yang tewas pada 2016, berdasarkan data yang tersedia, belum dapat dijadikan acuan untuk mengatakan bahwa kemampuan tempur IS telah mengalami kelumpuhan.

Ketiga, operasi perebutan kembali Kota Mosul (battle of Mosul) yang rencananya akan digelar pada Oktober 2016 ini, akan menjadi pertempuran sampai darah penghabisan di pihak IS, dan karena itu berpotensi menciptakan pertumpahan darah yang sarat beragam dendam: dendam sejarah, dendam martabat, dendam kebencian, dendam gengsi oleh kekuatan global yang merasa kecolongan ketika IS berhasil menguasai Mosul pada Juni 2014.

Keempat, kalau mencermati pasukan yang akan terlibat dalam Battle of Mosul: pasukan reguler Irak bersama milisi Syiah (people crowd), koalisi pimpinan Amerika Serikat, Peshmerga Kurdistan, dan pasukan darat Turki yang dibantu milisi kabilah Sunni Irak (National Crowd), mengirim pesan bahwa IS diposisikan sebagai musuh bersama yang tidak boleh dianggap enteng. Setiap titik di Kota Mosul akan penuh dengan jasad yang penuh dengan lubang peluru.

Kelima, pertempuran merebut kembali Mosul dari kontrol IS boleh jadi akan dilakukan dengan membumihanguskan Mosul di Irak, dan berikutnya Raqqa di Suriah. Setiap yang bergerak halal diberondong peluru. Sebab pasukan penyerbu – yang jumlah pasukannya tidak/belum dipublikasikan – akan sulit membedakan mana warga Mosul yang menjadi kombatan IS dan mana warga sipil yang terpaksa hidup di bawah kekuasaan IS.

Keenam, bahkan para panglima tempur di setiap unit yang terlibat dalam battle of Mosul belum bisa memastikan bagaimana pertempuran akan berlangsung, dan seberapa lama.

Syarifuddin Abdullah | Kamis, 13 Oktober 2016 / 12 Muharram 1438H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun