Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepuluh Muharram 1438H

10 Oktober 2016   19:08 Diperbarui: 10 Oktober 2016   19:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muharram–Asyura, Muharram–Asyura # Kecamuk sejarah itu sungguh sulit dikira # Di relung umat, menyisakan trauma lara

Memperingati leher-leher yang pernah dipenggal # Asyura’ yang tercatat sepuluh Muharram di tanggal # Memori tragis itu sungguh tak gampang ditinggal

Di Asyura’, ambisi kekuasaan adalah segala # Kesumat kabilah membubung di semua kepala # Pilih: anda-dia-atau-saya yang jadi sapi benggala

Hanya kepada laga tragis, ingatan jamaah merujuk # Kepada pemenggal cucu dan ayahnya itu jari menunjuk # Laga sejarah yang akan selalu mengobarkan saling tunjuk

Merawat masa lalu, melanggengkan keutuhan sadar # Tak peduli masa kini dan depan jamaah kian memudar # Padahal semua umat memerlukan gairah laga Badar

Karakter Rahman, Rahim, Rahma tak lagi orang peduli # Sebab setiap jamaah lebih memilih saling mem-bully # Padahal hanya kepada Satu jua semua kan kembali.

Syarifuddin Abdullah | Senin, 10 Oktober 2016 (Senin malam sudah masuk 10 Muharram 1438H)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun