Pro AHY-SM: agama adalah wilayah privat. Begitu bersentuhan dengan pengelolaan negara, semuanya harus kembali ke konsesnsus bersama: Pancasila dan UUD 1945.
Pundi-pundi kampanye
Moderator: dari segi kemampuan finansial, kalau sedikit agak jujur, pasangan mana sih yang paling bongsor pundi-pundinya?
Pro AHY-SM: Kita berpikir rasional saja. Para pengusaha cenderung akan mendukung pasangan yang relatif aman atau diprediksi untuk menang. Jadi asumsinya, pasangan Ahok-Djarotlah yang paling mungkin mendapatkan sokongan dana lebih besar.
Pro AB-SU: Meski dana kampanye adalah hal pokok, tapi tim sukses dan relawan kami sudah menyiapkan program jitu, yang tidak memerlukan dana besar. Setuju bahwa pengusaha cenderung lebih mendukung pasangan yang diprediksi untuk menang, dan itu juga berarti bahwa saat ini para pengusaha belum akan “bermain penuh”, masih wait and see dulu.
Pro AHY-SM: soal pundi-pundi ini, saya pikir masing-masing pasangan memiliki andalannya. Sebab, begitu koalisi dibentuk, persoalan dana itu sudah diperhitungkan oleh anggota koalisi. Relatif tidak ada persoalan.
Kemungkinan manipulasi suara
Moderator: kalau coba meneropong, pada tahapan mana sih, kecurangan dan manipulasi suara itu paling mungkin dilakukan pada Pilgub DKI?
Pro AB-SU: kalau mengacu pada mekanisme Pilkada, apalagi di DKI, relatif sudah terkontrol. Nyaris tak ada peluang melakukan kecurangan. Masalahnya, database kependudukan kita, meskipun sudah e-KTP, belum bagus betul, dan itu berimbas pada DPC/DPT (Daftar Pemilih Sementara/Tetap). Di beberapa KPUD, sering terjadi perubahan data jumlah pemilih dalam jumlah signifikan. Tapi mari berpikir common sense saja, pada setiap persaingan, selalu ada potensi kecurangan. Dan potensi kecurangan Pilgub DKI yang paling dimungkinan antara lain:
Pertama, kecurangan dilakukan sejak dini. Misalnya sekarang ini sudah mulai dilakukan pembuatan KTP fiktif DKI. Lalu mereka didaftarkan agar muncul di DPT, dan pada saatnya nanti akan ikut memilih.
Kedua, mengerahkan pemilih dari luar DKI, atau pemilih yang belum memenuhi syarat usia/kawin, dengan membuatkan KTP Aspal untuk mereka dan ikut memilih.