Memang ada kemungkinan lain bahwa para kombatan IS akan mundur atau bergeser ke arah barat Mosul, menuju Raqqa. Tapi Rusia dan pasukan reguler Suriah juga sedang dan diperkirakan akan semakin gencar menggempur Raqqa, bersamaan dengan operasi pembebasan Mosul.
Dan kalau mau jujur, koalisi pimpinan Amerika juga tidak memiliki perkiraan eksak tentang berapa kombatan IS yang tersisa. Amerika hanya mengatakan, selama dua tahun lebih, diperkirakan sekitar 12 ribu kombatan ISIS telah dibunuh, selama periode Juli 2014 sampai Agustus 2016, sebagian besar melalui gempuran drone dan beberapa pertempuran darat.
Konsekuensi paling nyata dari operasi perebutan kembali Mosul adalah tragedi kemanusiaan. Saat ini saja, Mosul relatif sudah terisolasi, pasokan kebutuhan pokok sudah berkurang, yang mengakibatkan harga barang menjadi mahal. Kemungkinan terjadinya tragei kemanusiaan sudah diperingatkan oleh PM Turki Recep Tayyip ErdoÄŸan.
Dan tragedi kemanusiaan semakin sulit diperkirakan, sebab sampai September 2016, tidak ada data akurat tentang berapa jumlah warga sipil (non kombatan) yang kini bermukim di Kota Mosul. Sebagai acuan, ketika diambil alih oleh IS pada Juni 2014, Mosul berpenduduk sekitar 2 juta jiwa.
Dan ketika pertempuran sudah dimulai, saat peluru mulai dimuntahkan dari moncong senjata dan meluncur ke sasaran, akan sangat sulit membedakan siapa kombatan IS, siapa pendukung IS, siapa simpatisan IS dan siapa warga biasa yang berada di Mosul. Dari sinilah kemudian muncul keputusan sementara bahwa ketika operasi perebutan Mosul dimulai, pasukan milisi-milisi Syiah (Popular Mobilization Forces) tidak akan dibiarkan masuk ke jantung kota Mosul.
Syarifuddin Abdullah | Jumat, 23 September 2016 / 21 Dzul Hijjah 1437H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H