Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konflik Libya (1): Lebih dari Sekedar Polarisasi Dua Kubu yang Bersiteru

8 September 2016   19:52 Diperbarui: 9 September 2016   09:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelima, lembaga media massa juga terlihat gagap. Ketika Qaddafi lengser, media memang relatif bebas. Tapi para praktisi media terkesan gagap memanfaatkan kebebasan. Sebab selama masa rezim Qaddafi, sebagian besar pelaku media hanya menjadi corong kebijakan rezim.

Keenam, akibat dari konflik berkepanjangan selama lima tahun, saat ini, segala yang berkaitan dengan negara Libya tampak terbelah menjadi dua kelompok utama: dua lembaga eksekutif, dua parlemen, dua institusi militer yang masing-masing mengklaim memiliki legitimasi yang kuat.

Benih perpecahan separtisme juga tampak kasat mata. Wilayah Tobrouk di Timur dikuasai oleh pasukan militer yang dipimpin Khalifah Hefter, yang berpihak kepada parlemen dan pemerintahan Al-Karamah (kemuliaan) yang bermarkas di Toubrouk. Sementara Tripoli dan sebagian besar wilayah barat dikuasai pasukan yang pro Dewan Revolusi yang mendukung pemerintahan Dawn Libya (Fajar Libya) yang bermarkas di Tripoli, ibu kota Libya. Belum lagi bagian selatan yang dikuasai milisi-milisi yang berbasis kabilah, dan beberapa wilayah yang di bagian timur sebelah utara yang menjadi basis para kombatan ISIS Cabang Libya.

Tapi sesungguhnya, konflik internal Libya yang mengoyak-ngoyak hampir di semua lini: politik, militer dan sosial jauh lebih dalam dan kompleks daripada sekedar polarisasi dua kubu yang bersiteru (Bersambung).

Syarifuddin Abdullah | Kamis, 08 September 2016 / 06 Dzul Hijjah 1437H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun