Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Juru Bicara ISIS Tewas

2 September 2016   21:51 Diperbarui: 3 September 2016   14:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: majalah online ISIS, An-Naba’.

Pada Selasa siang, 30 Agustus 2016, Amerika mengumumkan telah menewaskan seorang pimpinan ISIS dalam sebuah serangan drone, namun belum memastikan figur pimpinan yang dimaksud, masih sedang diselidiki.

Pada Selasa sore, 30 Agustus 2016, Amaq News Agency (ANA), kantor berita online yang selama ini diperlakukan sebagai situs berita yang dikelola aktivis ISIS memberitakan, Muhammad Al-Adnani tewas dalam sebuah ledakan yang menyasar mobil yang dikendarainya, ketika sedang melakukan inspeksi pasukan ISIS di Kota Al-Bab, Aleppo Suriah.

Beberapa jam kemudian, pada Rabu, 31 Agustus 2016, Kementerian Pertahanan Rusia me-release klaim bahwa jet tempur Rusia jenis SU34 telah berhasil membunuh Abu Muhamad Al-Adnani dalam sebuah serangan udara di dekat kampung Ma’rah Ummu Husy, Provinsi Aleppo Suriah. Serangan itu, menyasar konvoi mobil yang membawa sekitar 40 anasir ISIS. Semuanya tewas ditempat. Release Rusia itu juga menegaskan “Telah dipastikan kematian Al-Adnani dalam serangan udara tersebut melalui beberapa jaringan intelijen”.

Hanya selang sekian jam kemudian, stasiun televisi satelit Aljazeera Arabic melaporkan pernyataan seorang sumber di militer Amerika – yang tidak ingin disebut identitasnya - yang mengejek release Rusia tersebut dengan mengatakan “Klaim Rusia itu adalah sebuah lelucon”. Pihak Amerika justru mengklaim bahwa yang berhasil membunuh Al-Adnani adalah pesawat drone Amerika di wilayah timur laut Aleppo. Hanya Amerika telat memastikan kematian Al-Adnani dengan pertimbangan, sebelumnya Amerika sering mengklaim tewasnya salah satu pimpinan ISIS, tapi kemudian terbukti keliru.

Beberapa catatan:

Pertama, pernyataan ISIS yang di-release oleh situs Amaq News Agency (ANA) bahwa Al-Adnani telah tewas sebenarnya unik, bahkan cenderung aneh. Sebab sebelumnya, ANA tidak pernah dalam hitungan jam langsung mengumumkan tewasnya salah satu pimpinan terasnya.

Kedua, saya termasuk orang yang aktif mengakses situs berbahasa Arab Amaq News Agency (ANA), namun situs itu sudah tidak bisa diakses sejak Juli 2016. Sehingga aneh juga, bila ANA hanya aktif untuk mengumumkan kematian Al-Adnani, dan setelah itu, langsung tidak bisa diakses lagi.

Ketiga, sampai Jumat malam (02 Sept 2016), yakni tiga hari setelah pernyataan kematian Al-Adnani, belum ada satupun foto jenazah yang di-release oleh ANA. Sebagai catatan: kasus Al-Adnani ini tidak sama dengan jenazah Osama bin Laden, yang notabene dibunuh melalui serangan langsung oleh pasukan elit Amerika, dan jenazahnya dibawa oleh pasukan penyerang, lalu dibuang ke laut. Dalam kasus Al-Adnani, dia tewas akibat serangan udara, dan karena itu, jenazahnya tidak mungkin diambil oleh pasukan penyerang. Apalagi kalau serangan itu dilakukan oleh drone.

Keempat, akun Facebook (10000893530081), milik Ma’sum Marzuki, meng-upload tulisan berjudul “Dengan Cara Inilah Al-Adnani Dibunuh” yang intinya: Al-Adnani dibunuh akibat persaingan internal di tubuh ISIS.

Ceritanya: salah satu aktivis ISIS bernama Ali Mussa Al-Shwakh alias Abu Luqman, ingin menduduki posisi penting di organisasi ISIS. Namun Abu Luqman bukan keturunan Quraisy.

Untuk membendung ambisi Abu Luqman, sebelum terbunuh, Al-Adnani mengeluarkan pernyataan bahwa yang bisa menduduki posisi kunci di ISIS harus dari keturunan Quraisy (baca habib, keturunan Nabi).

Karena jengkel terhadap Al-Adnani, Abu Luqman mendesain pembunuhan Al-Adnani, dengan cara memasang bom di mobil yang dikendarainya ketika sedang memerika pasukan di ISIS di Aleppo.

Kelima, Amerika tentu sangat berkepentingan untuk mengklaim bahwa mesin militernyalah yang berhasil membunuh Al-Adnani. Sebab Amerika harus memelihara gengsi dan posisinya dalam Koalisi global yang memerangi ISIS. Rusia pun berkepentingan mengklaim berhasil membunuh tokoh kunci ISIS, guna mengimbangi dukungannya kepada rezim Bashar Assad.

Keenam, siapa sih Al-Adnani? Dia diyakini sebagai orang kedua di ISIS satelah Abu Bakar Al-Baghdadi. Kelahiran kampung Banasy, dekat Kota Suraqib, Provinsi Idlib tahun 1977.

Awalnya Al-Adnani aktif sebagai kombatan Al-Qaeda di Irak, terus bergabung dengan ISIS. Ketika muncul konflik Suriah pada 2011, Abu Bakar Al-Baghdadi mengirim Al-Adnani ke Suriah dalam rombongan bersama Muhammad Al-Jaulani untuk berjihad di Suriah melalui organisasi Jabhat Nusrah. Ketika Muhammad Al-Jaulani memproklamirkan dirinya sebagai Amir JN dan memisahkan diri dari ISIS, Al-Adnani tetap membaiat Abu Bakar Al-Baghdadi dan mendukung ISIS.

Popularitas Al-Adnani berawal ketika dia (sebagai Jubir ISIS) mengumumkan perubahan nama ISIS menjadi IS (Islamic State) pada 30 Juni 2014. Dia juga yang merumuskan ungkapan Daulah baqiyah wa yatamaddad (ISIS akan bertahan dan akan melebar wilayah kekuasaannya). Karena itulah dia dikenal dengan julukan “Manjaniq Daisy (Cerobong ISIS).

Pada Mei 2015, Kemenlu Amerika menjulukinya dengan sebutan global terrorist dan menyediakan hadiah sebesar 5 juta USD untuk informasi tentang Al-Adnani. Sebagian besar pengamat mengatakan, Al-Adnani merupakan arsitek serangan ISIS yang terjadi di Eropa (Serangan Paris pada 13 Nopember 2015 dan Brussel pada 22 Maret 2016).

Keenam, ada analisis yang agak nyeleneh, namun tidak bisa dikesampingkan: bahwa terbuka kemungkinan Abu Muhammad Al-Adnani sebenarnya adalah orang nomor satu di ISIS, bila mengacu pada analisis yang mengatakan bahwa Abu Bakar Al-Baghdadi, khalifah ISIS, sebenarnya sudah lama tewas di Mosul, Irak.

Ketujuh, pertanyaan kuncinya adalah apakah kematian Al-Adnani akan semakin menyudutkan posisi ISIS di Irak dan Suriah? Mengacu pada pengalaman tewasnya Osama bin Laden yang langsung mempengaruhi sepak terjang Al-Qaeda, kematian Al-Adnani tentu akan mempengaruhi moralitas para kombatan ISIS di seluruh dunia. Namun kewaspadaan tinggi tetap diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya aksi balas dendam – yang membabi buta – akibat kematian Al-Adnani.

Syarifuddin Abdullah | Jumat, 02 September 2016 / 30 Dzul Qa’dah 1437H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun