Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penceramah yang Sering Salah Baca Teks Berbahasa Arab

17 Juni 2016   22:25 Diperbarui: 18 Juni 2016   00:06 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penceramah Salah Baca, Dokumen Pribdai

Artinya, “Semoga Allah memberkahi saya dan hadirin dalam keagungan Quran, semoga Allah memberikan manfaat dari kandungan Quran yang berupa ayat dan peringatan bijak, dan semoga Allah menerima bacaan Quran saya dan dan hadirin, seungguhnya Allah maha mendengar dan mengetahui”

Namun banyak sekali khatib Jumat yang membaca salah doa itu dengan mengurangi beberapa kata, sehingga maknanya menjadi lain (perhatikan kata yang digaris-bawahi, yang terbuang atau salah baca) sebagai berikut:

(بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ ......  مِنَ الآَيَاتِ والذِّكْرِالحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتُه إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ)

Banyak juga penceramah yang salah membaca doa populer yang berbunyi (...وَاجْعَلْ تَـفَـرُّقَـنَا مِنْ بَعْدِهِ تـَفَـرُّقًـا  مَعْصُوْمًا)  yang berarti “... Jadikalah perpisahan kami setelah ini sebagai perpisahan yang terlindungi”. Namun karena tidak tahu, banyak penceramah yang membaca kata tafarruqana (تَـفَـرُّقَـنَا) menjadi tafriqana (تَـفْـرِقَـنَا) dan kata tafarruqan (تـَفَـرُّقًـا) dibaca menjadi tafriqan (تَـفْـرِقًـا), yang mengakibatkan doa itu menjadi tidak ada artinya.

Sebenarnya salah baca yang mengakibatkan kekeliruan makna dan kehilangan makna tersebut, dari segi niat mungkin tidak jadi persoalan. Saya tidak meragukan niat baiknya, dan karena itu, semoga tidak punya pengaruh spritual bila dikaitkan dengan apakah materi khutbah/ceramah itu diterima atau berberkah di telinga pendengar/pemirsanya. Dan saya berharap semoga tidak menurunkan martabat penceramahnya.

Namun saya ingin mengusulkan begini: meskipun sangat terganggu bila mendengar penceramah salah membaca teks berbahasa Arab, saya hanya ingin mengatakan kepada semua ustadz, tuangguru, ulama, kiai atau kiai haji sekalipun, kalau giliran mengutip teks Sunnah Nabi atau ungkapan Arab lainnya, bacalah dengan benar! Jika memang tidak/belum tahu cara membacanya dengan benar, belajarlah dan bertanyalah lebih dulu sebelum mengutipnya di depan publik. Itu akan lebih elegan.

Syarifuddin Abdullah | Jumat, 17 Juni 2016 / 12 Ramadhan 1437H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun