Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penembakan Orlando, 12 Juni 2016, Menewaskan 50-an Kaum Homo

13 Juni 2016   03:17 Diperbarui: 13 Juni 2016   09:07 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Ahad, 12 Juni 2016 , sejumlah aksi kekerasan terjadi dalam rentang waktu hampir bersamaan di berbagai belahan bumi. Dunia seolah memasuki arena perang bubat.

Di kota Orlando Amerika Serikat, sekitar pukul 02.00 waktu setempat, Pulse club, sebuah klub malam khusus LGBTdiserang oleh pria bersenjata yang menewaskan (ketika artikel ini ditulis) sekitar 50 orang. Pelakunya bernama Umar Matin, warga Amerika keturunan Afghanistan. Serangan ini diklaim oleh Islamic State (IS) melalui akunTwitter dan menyebutnya sebagai serangan lone wolf, oleh pendukung IS di Amerika.

Ketika sedang menulis paragraf pertama tentang penembakan di Orlando di atas, saya mendengar berita di Stasiun TV Satelit Alarabia tentang ledakan bom di dekat sebuah kantor bank di jantung Kota Beirut Lebanon. Berita awal menyebutkan, tidak ada korban jiwa, tapi dari tayangan televisi terlihat kerusakan materil yang cukup parah.

Pada Ahad sore waktu setempat, entah kebetulan atau tidak, di Bandara Internasional Pudong Shanghai, China, sebuah ledakan (diidentifikasi petasan) yang dibawa oleh penumpang, yang meledak di sebuah check-in counter, yang melukai satu orang. Aneh, kok sempat-sempatnya penumpang itu membakar sumbu petasannya.

Pada saat yang sama, serangan koalisi terhadap titik-titik konsentrasi kombatan IS di Manbij Suriah dikabarkan sukes mengambil alih wilayah yang dikuasai oleh petempur IS. Sementara di Irak, pasukan reguler Irak yang dibantu oleh kombatan Milisi Syiah, diberitakan melancarkan gempuran simultan ke kota Fallujah dan Mosul Irak.

Di kota Sirte dan kota-kota lainnya di Libya, berbagai media memberitakan serangan terhadap titik-titik yang dikuasai kelompok yang berafiliasi dengan IS. Mungkin karena Libya tampaknya kurang "sexy", maka berita tentang rincian jumlah korban tewasnya nyaris tidak pernah terpublikasikan. Terkesan, nyawa manusia di Libya tidak sepenting nyawa para kaum homo di Amerika.

Mencermati berbagai aksi kekerasan di atas – yang sekali lagi berlangsung simultan pada hari yang sama – bahkan seorang pengamat kawakan kelas dunia sekalipun, tampak kesulitan menarik benang merahnya. Saya mencoba berpindah-pindah chanel televisi dari CNN, ke Aljazeera, lalu Al-Arabiya, kemudian FoxNews atau SkyNews, dan beberapa chanel berita lainnya, dengan harapan mendengarkan ulasan analisa yang tajam. Hasilnya, hampir semua pakar yang menjadi nara sumber tampak kebingungan mengomentarinya.

Tapi kalau boleh mengusulkan, saat-saat seperti ini, semua warga Indonesia mungkin sebaiknya meningkatkan kewaspadaan. Sebab, di saat IS dan organisasi afiliasinya terpojok di berbagai titik di Suriah, Irak, dan Libya, besar kemungkinan IS akan memaksimalkan serangan lone-wolf-nya melalui jaringan pendukung dan simpatisannya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Khususnya karena ada berita tentang tewasnya beberapa kombatan asal Indonesia di Manbij, Suriah.

Syarifuddin Abdullah | Senin, 13 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun