Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abah

20 April 2016   23:06 Diperbarui: 21 April 2016   11:46 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang membuat saya tambah bingung, selama tiga bulan terakhir, si Abah tidak pernah meninggalkan lingkungan apartemen. Setiap hari, Si Abah memposisikan diri sebagai orang yang siap membantu setiap penghuni apartemen untuk apa saja: angkat sampah, membelikan rokok, mencuci mobil, memperbaiki engsel pintu yang copot murnya, mengepel lorong apartemen, dan seterusnya.

Tapi yang membuat saya diam-diam salut dengan si Abah: wajahnya tidak pernah – sungguh belum pernah – terlihat murung. Ceria terus. Kalau berbicara, selalu dengan suara lantang disertai senyum, artikulasi hurupnya tegas dan jelas. Dia terkesan ingin “mengabdikan diri” atau "mewakafkan diri” untuk semua penghuni apartemen. Tapi untuk apa dan kenapa?

Setengah mengeluh, Si Abah bercerita: “Kemarin, saya duduk-duduk santai di emperan parkiran apartemen dengan seorang pekerja bangunan proyek di samping apartemen. Lantas ada seorang ibu penghuni apartemen datang menyetir mobil sendiri. Setelah mobilnya diparkir, dia turun membuka pintu tengah mobil dan terlihat ada galon air terisi di jok belakang mobilnya. 

Ibu itu meminta tolong kepada pekerja bangunan yang duduk di samping saya untuk mengangkat galon air ke unit apartemennya......” | “Terus?” | “Saya tersinggung, kenapa bukan saya yang disuruh? Padahal siapapun penghuni apartemen yang menyuruh saya untuk apa saja, saya tidak pernah menolak dan belum pernah meminta diupahin”.

Tambah bingung aku, siapa sebenarnya si Abah itu? (BERSAMBUNG)

Syarifuddin Abdullah | Rabu, 20 April 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun