"Jangan Gamang Jelajahi Rammang-Rammang. Situs Purbakala Yang Menjulang"
Membaca berita tahun 2021, tepatnya tanggal 17 Juni, tentang kegiatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang bersama Atta Halilintar dan Thariq Halilintar meresmikan Desa Wisata Rammang-Rammang di Maros Sulawesi Selatan, ingatan saya langsung terpantik. Batin pun berseru, "Saya sudah pernah menjelajahi Rammang-Rammang! Lokasi wisata ini memang sangat luar biasa!"
Jauh sebelum adanya pandemi Covid 19, yaitu pada 21 dan 22 Januari 2017, saya bersama beberapa pimpinan organisasi Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) sempat bertandang ke Makassar. Saat itu kami menghadiri kegiatan Konferensi Wilayah ASPEK Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah penyelenggaraan konferensi, kami berkesempatan diajak oleh pengurus wilayah, untuk mengunjungi beberapa lokasi wisata, salah satunya adalah Rammang-Rammang.
Rammang-Rammang adalah sebuah tempat di gugusan pegunungan karst (kapur) Maros-Pangkep. Letaknya di desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 40 km di sebelah utara Kota Makassar dan kurang lebih 10 km dari Maros.
Rammang-Rammang dalam bahasa Makassar, berarti sekumpulan "awan" atau "kabut". Menurut cerita penduduk setempat, daerah sekitar Rammang-Rammang sering diselimuti awan atau kabut saat pagi hari ataupun saat hujan turun. Kondisi ini yang kemudian menginspirasi penamaan tempat wisata alam Rammang-Rammang.
Pegunungan karst yang berada di Rammang-Rammang, tercatat sebagai gugusan pegunungan karst terbesar dan terluas kedua di dunia, selain pegunungan karst di China Selatan dan Vietnam. Artinya, Indonesia punya kekayaan alam yang luar biasa dan sangat indah, yang harus selalu dijaga kelestariannya. Beberapa bulan setelah kunjungan kami, tepatnya pada November 2017, Rammang-Rammang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Taman Nasional Geopark atau Geopark Nasional.
Tiga tahun kemudian, di 2020, Pemerintah melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO telah mengajukan secara resmi Geopark Nasional Maros-Pangkep sebagai kandidat UNESCO Global Geopark Indonesia atau geopark tingkat internasional.