Mohon tunggu...
Sabda Batu
Sabda Batu Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hallo, suka menulis fiksi dan blog. Nama pena ku Sabda Batu!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Api yang Menyala

21 Agustus 2024   16:56 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Api yang Menyala (Foto: zibihuma.blogspot.com)

Di sebuah desa terpencil yang terletak di kaki gunung, hiduplah seorang gadis muda bernama Lintang. Lintang dikenal sebagai sosok yang penuh semangat, dengan mata yang selalu bersinar secerah bintang di langit malam. Namun, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar senyumnya yang manis; Lintang menyimpan sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang, sebuah kekuatan misterius yang membuatnya berbeda dari yang lain.

Desa tempat Lintang tinggal adalah desa yang damai dan tentram, dikelilingi oleh hutan lebat dan sungai yang jernih. Namun, desa itu juga dikenal sebagai tempat yang memiliki api abadi. Api ini tidak seperti api biasa, ia menyala dengan warna yang indah---merah, kuning, dan biru---berpadu dengan sempurna seperti pelangi yang berkobar. Api ini berada di sebuah kuil kuno di tengah hutan, dan dipercaya sebagai pelindung desa dari segala marabahaya.

Lintang memiliki hubungan yang khusus dengan api tersebut. Sejak kecil, ia merasa tertarik untuk mendekati api itu. Meskipun orang-orang desa mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu yang boleh mendekati kuil, Lintang selalu merasa bahwa api tersebut memanggilnya. Seolah-olah ada sesuatu yang lebih besar yang sedang menunggunya di sana.

Suatu malam, ketika Lintang berusia lima belas tahun, ia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya dan pergi ke kuil api abadi. Malam itu begitu tenang, hanya suara gemerisik daun dan aliran sungai yang mengiringi langkahnya. Sesampainya di kuil, Lintang merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Api yang berkobar di depan matanya tampak begitu memikat, seakan hidup dan memiliki jiwa.

Lintang duduk di depan api itu, merasakan hangatnya yang aneh. Ia tidak merasa takut, sebaliknya, ada rasa tenang yang menyelimutinya. Tiba-tiba, api itu berkobar lebih besar, dan dari dalam nyalanya, muncul sesosok makhluk yang tampak seperti manusia, namun dengan rambut yang terbuat dari api. Matanya berkilat seperti bara, dan wajahnya menampilkan senyum yang ramah.

"Lintang," suara makhluk itu lembut namun tegas, "Aku adalah Penjaga Api. Sudah lama aku menunggumu."

Lintang terkejut, namun ia tidak merasa takut. "Siapa kamu? Dan kenapa kamu menungguku?"

Makhluk itu menatapnya dengan mata yang penuh kebijaksanaan. "Kamu adalah pewaris dari api ini, Lintang. Dalam dirimu mengalir darah leluhur yang dahulu kala menyalakan api ini untuk melindungi desa. Sekarang, giliranmu untuk menjaga dan memahami kekuatan yang ada di dalamnya."

Lintang terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. "Bagaimana caranya? Aku tidak tahu apa-apa tentang kekuatan ini."

Penjaga Api tersenyum. "Kekuatan ini bukanlah sesuatu yang harus kamu kuasai dengan kekerasan. Ini adalah kekuatan yang berasal dari dalam dirimu sendiri---keberanian, cinta, dan pengorbanan. Kamu akan belajar seiring waktu. Yang terpenting adalah hatimu, yang selalu mendengar panggilan api ini."

Setelah berkata demikian, Penjaga Api kembali masuk ke dalam nyala api, meninggalkan Lintang yang kini merasa sedikit bingung namun penuh semangat. Ia tahu bahwa hidupnya tidak akan sama lagi. Sejak malam itu, Lintang merasa lebih dekat dengan api, seakan-akan ada percikan dari api abadi itu yang kini menyala di dalam dirinya.

Hari-hari berlalu, dan Lintang terus mendatangi kuil itu setiap malam. Ia mulai merasakan bagaimana api tersebut memandunya, memberinya wawasan tentang hal-hal yang sebelumnya tidak ia mengerti. Ia belajar bahwa api tidak hanya sekadar alat untuk memasak atau menerangi malam, tetapi juga lambang dari kehidupan, semangat, dan keberanian.

Suatu hari, desa Lintang dilanda badai besar. Hujan turun tanpa henti, menyebabkan sungai meluap dan membanjiri ladang serta rumah-rumah warga. Desa itu dalam keadaan darurat, dan semua orang panik, berusaha menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan. Lintang melihat kekacauan itu, hatinya terbakar oleh keinginan untuk membantu.

Dalam kegentingan itu, ia mendengar suara Penjaga Api di dalam hatinya, mengingatkannya tentang kekuatan yang ia miliki. Tanpa ragu, Lintang berlari menuju kuil api abadi, berharap api itu bisa membantunya menyelamatkan desanya. Sesampainya di sana, Lintang berdiri di depan api, memejamkan mata, dan berdoa dalam hati agar diberikan kekuatan.

Tiba-tiba, api itu berkobar lebih besar dari sebelumnya, mengeluarkan cahaya yang terang benderang hingga menerangi seluruh desa. Dengan kekuatan barunya, Lintang berhasil mengendalikan api tersebut, menciptakan penghalang dari api yang mencegah air banjir masuk lebih jauh ke desa. Orang-orang desa yang melihat kejadian itu terkejut sekaligus kagum, mereka tidak pernah menyangka bahwa Lintang memiliki kekuatan sebesar itu.

Berkat Lintang dan api abadi, desa itu selamat dari bencana. Setelah kejadian itu, Lintang semakin disegani oleh warga desa, dan ia diakui sebagai penjaga baru api abadi. Namun, Lintang tidak pernah sombong. Ia tahu bahwa kekuatan itu bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk melindungi dan membantu orang lain.

Setiap malam, Lintang terus datang ke kuil, menjaga api itu tetap menyala. Ia tahu bahwa api itu adalah bagian dari dirinya, dan selama ia memiliki keberanian dan cinta dalam hatinya, api itu akan terus menyala, melindungi desa dan orang-orang yang ia cintai. Api yang menyala di kuil itu bukan hanya sekadar nyala api, tetapi simbol dari semangat yang tidak pernah padam, harapan yang selalu ada, dan kekuatan yang lahir dari ketulusan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun