Representasi perjalanan hidup seorang pengidap ADHD dengan penggambaran roler coaster sangat menggambarkan apa yang diceritakan oleh sang pria, mulai dari kesulitannya beradaptasi hingga dia harus melawan dirinya sendiri agar bisa menjadi seseorang yang dapat berbaur dengan masyarakat. Kemudian framing wawancara sang pria lebih lebar dan semakin luas lagi, tidak terkesan tertekan seperti dua narasumber sebelumnya.
Pengidap kali ini bahkan berhasil menjadi seorang instruktur renang. Padahal seperti yang diketahui bahwa seorang pengidap ADHD lebih sulit dalam menyusun kegiatan dan sering kehilangan fokus, namun dengan pengidap ini yang berhasil melewati batasan ini, hal ini adalah hal yang sangat baik dan hebat.
Terlihat dari framing yang ditunjukan bahwa pengidap ini sudah tidak tertekan dan lebih leluasa dalam berakivitas dalam kesehariannya, dan grading warna biru cukup mendukung dengan menggambarkan kesan tenang dan aman yang dimana titik tersebut sudah berhasil diraih oleh sang pengidap ini.
Dalam film ini banyak menampilkan scene yang berdeketan dengan air. Air sendiri memiliki pemaknaan sebagai elemen alam yang paling tenang, jika dihubungkan dengan bahasan film ini menjelaskan tentang pengidap ADHD yang super aktif memang cukup bertentangan, namun menurut penulis munculnya scene-scene yang berhubungan dengan air justru menandakan bahwa ketenangan dari air lah yang ingin dicapai baik oleh orangtua dari pengidap ADHD maupun dari pengidapnya itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H