Thor, adalah salah satu superhero dari Marvel yang diangkat dari mitologi Nordik yang telah dikenal dari film-filmnya mulai dari "Thor (2011)" hingga yang terbaru "Thor: Love and Thunder (2022)". Dalam film terbarunya Thor (Chris Hemsworth) tidak lagi menjadi satu-satunya Thor, karena munculnya Jane Foster (Natalie Portman) sebagai Thor versi wanita atau lebih dikenal dengan Mighty Thor. Selain untuk memenuhi ekspektasi penonton, dibalik kemunculan Mighty Thor tentu memiliki makna tertentu.
Kemunculan kekuatan Jane Foster untuk mengangkat Mjolnir bukan muncul begitu saja. Sejak awal film Jane Foster sudah diceritakan bahwa dia diagnosa Kanker stadium akhir. Itulah alasan Jane Foster terlihat begitu lesu dan pucat. Namun, ketika dia membaca buku mitologi Nordik tentang palu Thor, yaitu Mjonir. Yang bisa memberikan kekuatan kepada pemegangnya dia pun langsung bergegas mencarinya.
Setelah menemukannya, Jane Foster memandangi pecahan-pecahan palu itu yang mulai bergerak-gerak seperti merasakan kehadiran Jane Foster disana. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari scene-scene ini begitu jelas terlihat bahwa Girl's power adalah hal yang ingin menjadi salah satu benang merah didalam film ini.
Beranjak sebentar dari film menuju mitologi Nordik mengenai palu thor itu sendiri, Mjolnir. Palu ini bukan sebuah senjata yang bisa digunakan oleh siapa saja dalam bertarung, karena palu ini memiliki syarat khusus bagi orang-orang yang ingin menggunakannya. "whosoever hlods the hammer, is he be worthy, shall possess the power of thor".
Kembali ke dalam film, Jane Foster ternyata bisa menjadi seorang yang worthy untuk menggunakan Mjolnir. Tentu ini hal yang sungguh menarik karena hal-hal tertentu. Ada beberapa alasan kenapa Jane Foster dibuat menjadi seorang yang worthy untuk mengangkat Mjolnir.
- Girls Rights
Bukan hanya pria yang bisa menjadi superhero yang Stand out. "Thor: Love and Thunder" ini adalah salah satu film superhero yang dengan jelas mematahkan stigma tersebut. Dengan munculnya Mighty thor sebagai superhero yang memiliki kekuatan setara dengan Thor. Selain pemberian kekuatan yang setara dengan Thor itu sendiri, Jane Foster bisa mengangkat Mjolnir adalah sebuah bentuk mematahkan stigma juga. Karena pada syarat untuk mengangkat Mjolnir tercantum "...is he be worthy...". Yang mengindentifikasikan salah satu gender saja. Namun, dalam film ini Jane Foster dapat mengangkat Mjolnir itu dan dianggap layak oleh Mjolnir untuk menggunakan dirinya.
- Girl's Power
Jane Foster yang terjangkit kanker diperlihatkan bahwa dia tidak menjadi lemah karena penyakitnya, namun masih terus beraktivitas, bahkan masih bisa bertarung bersama Thor untuk menyelamatkan alam semesta. Tidak dipungkiri bahwa representasi Girl's power oleh Jane Foster bisa memperlihatkan sisi kuat wanita dengan jelas dan kuat dari sisi wanita.
Tentu dengan adanya karakter Mighty Thor dalam film "Thor: Love and Thunder" ini adalah sebuah perspektif yang sangat baik untuk diterapkan dan dilakukan dalam kehidupan sosial bermasyarakat mengenai kesetaraan antar sesama. Tidak ada kata lebih tinggi atau lebih rendah dalam sebuah lingkungan.
SUMBER REFERENSI:
UDASMORO, Wening. Dari Doing ke Undoing Gender: Teori dan praktik dalam kajian feminisme. UGM PRESS, 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H