Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memahami Persepsi 3D Bersama Cyrus, DesoL, dan Pebrianov

13 Februari 2016   11:30 Diperbarui: 13 Februari 2016   13:38 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto 3D DesoL dan Pebrianov di tepi pantai"] 

Apa maksud 2 buah foto disusun sebelah-menyebelah(side by side = SBS) seperti diatas? Itu bukan gambar biasa, itu gambar 3 dimensi! Anda bakal terkejut melihat efek 3D yang wow dari foto itu. Kalau kita down load gambar tersebut di smartphone, kemudian gambar itu dilihat dengan teknik mata juling (cross eye), maka gambar tersebut akan terlihat 3 dimensi. Melihat dengan mata juling tidak perlu alat sama sekali, hanya perlu sedikit melatih mata kita. Foto SBS di layar komputer boleh jadi terlalu lebar untuk dilihat dengan mata juling, cara mengatasinya: perkecil gambar, zoom out browser anda!

Bisa juga gambar 3D tersebut dilihat dari jarak yang amat dekat. Mata kita tak mungkin melihat dari jarak yang amat dekat kecuali dibantu dua kaca pembesar(lensa), sebuah kaca pembesar untuk mata kiri dan lainnya untuk mata kanan. Melihat gambar 3D SBS dengan bantuan 2 buah kaca pembesar adalah cara yang digunakan google cardboard.

Saya tiba-tiba tertarik membuat foto 3D setelah perusahaan mesin pencari google meluncurkan google cardboard, yakni sebuah headset VR(Virtual Reality) yang dirakit sendiri menggunakan smartphone 6 inci, 2 buah lensa(kaca pembesar) dan kertas karton(=cardboard). Kemungkinan besar anda sudah mengenal google cardboard karena sudah banyak dibahas di berbagai media. Teknologi VR mulai dipopulerkan tahun ini (2016), ada kemungkinan akan booming beberapa tahun ke depan. Kini tersedia google cardboard secara online, harga paling murah sekitar 30 ribu rupiah. Kalaupun anda belum pernah mendengar tentang google cardboad silahkan baca tulisan saya:

Photo 3D Dengan Google Cardboard

Setelah membuat beberapa foto 3D untuk pertama kali saya berkesimpulan: Kegiatan ini sangat menarik, ini adalah "hobby baru" yang belum banyak dikenal di Indonesia. Padahal ini bukan hal baru, kegiatan ini sudah dikenal orang hampir 200 tahun yang lalu. Di internet kita bisa dapatkan foto 3D dari negara-negara lain (Indonesia??).

Foto 3D dibuat dengan menggunakan 2 buah kamera, satu kamera diletakkan di sebelah kiri dan kamera yang lainnya diletakkan di sebelah kanan(kamera stereograph). Antara kamera kiri dan kanan diberi jarak beberapa cm. Foto yang dihasilkan disusun sebelah menyebelah. Foto dari kamera kiri diletakkan disebelah kiri dan sebaliknya untuk foto dari kamera kanan di letakkan sebelah kanan. .

Kalaupun kita cuma punya sebuah kamera (seperti yang saya alami), kita bisa membuat foto 3D dengan memfoto 2 kali. Bidikan pertama untuk kamera kiri, kemudian kamera kita geser beberapa cm kekanan, bidik sekali lagi, ini untuk kamera kanan. Membuat foto 3D dengan kamera tungal hanya bisa dilakukan untuk objek diam seperti bunga, mobil, gedung dan lain-lain. Dengan hanya punya sebuah kamera kita tidak mungkin membuat foto 3D objek bergerak(misalnya manusia, binatang).

Saya tidak bisa buat foto 3D untuk objek orang, karena saya hanya punya satu kamera. Padahal amat menarik buat foto 3D dengan objek orang, misalnya foto pengantin (wedding). Tapi setidaknya saya tidak perlu terlalu kecewa karena ternyata kita bisa buat efek 3D untuk foto biasa. Sayapun mencoba buat efek 3D untuk foto DesoL dan Pebrianov yang berpose di tepi pantai. Hasilnya cukup wow! Foto tersebut dapat anda lihat di awal artikel ini!

Oke, saya akan menjelaskan bagaimana memberi effek 3D pada foto biasa. Namun berhubung saya memakai Cyrus, DesoL dan Pebrianov sebagai model, maka pembaca harap sabar dulu. Saya perlu perkenalkan mereka dulu!

Seperti yang telah saya katakan orang yang berpose di tepi pantai adalah seorang wanita bernama DesoL dan seorang pria bernama Pebrianov. Kalau anda pembaca setia kompasiana, terutama penggemar kanal fiksi pastinya mengenal kedua orang tersebut!

DesoL adalah penulis fiksi yang piawai. Ia pandai merangkai kata-kata indah. Jalan cerita yang dibuat DesoL umumnya susah ditebak. Sedang Pebrianov penulis multi-talent yang produktif menulis di kompasiana. Sebagai penulis multi-talent Perbrianov aktif menulis tentang apa saja. Tulisan Pebrianov umumnya renyah untuk dibaca. Tahun lalu (2015) DesoL mendapat penghargaan "Kompasiner of the year" sebagai penulis fiksi terbaik. Tahun lalu(2015), keduanya pernah membuat heboh kanal fiksi kompasiana. Ke-heboh-an itu terjadi karena mereka saling berbalas puisi yang mengungkapkan perasaan "cinta" di antara mereka berdua. Bagaimana tidak membuat heboh, keduanya penulis yang sangat dikenal di kompasiana, keduanya tanpa malu-malu mengungkapkan persaan hati kala jatuh cinta (sejuta rasanya??).

Karya-karya apik DesoL yang sering di posting di blog kompasiana, membuat "jatuh cinta" pembaca-pembaca pria. Beberapa kompasianer pria nekat menulis surat cinta pada DesoL. Salah satu pria yang gigih menyatakan cinta pada DesoL adalah Thomson Cyrus. Blogger yang satu ini, sering menulis masalah politik di Kompasiana.

Kisah-kisah cinta tak habis-habisnya dibicarakan dan selalu menarik. Itulah sebabnya puisi-puisi cinta antara Cyrus, DesoL dan Pebrianov dibukukan supaya anda dapat menikmati juga. Hasil penjualan buku ini akan disumbangkan ke panti asuhan. Berminat membeli buku yang ditulis oleh penulis fiksi terbaik? Silahkan kunjungi link berikut:

Jejak-jejak rindu untuk adik-adikku

Tentu saja puisi cinta yang mereka tulis cuma pernyataan cinta fiktif di dunia maya melalui jaringan internet. Namun, kisah cinta yang maya itu dapat menjadi kenyataan apabila mereka copy darat, saling bertemu di dunia nyata. Cyrus, DesoL dan Pebrinov ternyata pernah bertemu di dunia nyata. Apakah setelah mereka copy darat cinta mereka benar-benar bersemi dalam arti sesungguhnnya? Saya tidak mengetahuinya, itu rahasia mereka.

Hal yang pasti foto diatas bukanlah di ambil di tepi pantai nyiur melambai, foto diatas adalah hasil montage yakni penggabungan dua buah foto menggunakan software photoshop (seperti yang anda duga bukan?). Ups....ini lucu-lucuan yang tidak lucu sebenarnya mas bro dan mbak sist! Kalau mereka marah, saya bisa diadukan dan dijerat dengan undang-undang ITE. Saya bisa masuk bui. Tapi jangan kuatir saya sudah minta Ijin mbak DesoL. Ini dia foto yang saya cuplik untuk di montage dengan latar belakang pantai.

[caption caption="Foto 3D DesoL dan Pebrianon dan Cyrus di Istana negara"]

[/caption]

Pada gambar tersebut tampak Cyrus (kiri), DesoL dan Pebrianov(kanan). Foto tersebut membuktikan pernyataan saya bahwa mereka benar-benar pernah bertemu di dunia nyata. Itu bukan foto montage! Itu adalah foto asli yang saya "curi" di lapak kompasiana milik DesoL. Mereka bertemu saat diundang makan siang di istana negara oleh tuan presiden Jokowi!!!

Oke, sekarang kembali ke laptop. Mari kita bahas tujuan semula artikel ini ditulis, yakni bagaimana membuat effek 3D pada foto biasa. Foto tersebut terdiri dari foto kiri dan kanan yang disusun sebelah menyebelah. Jika foto DesoL dan Pebrianov ini dilihat dengan google cardboard akan menampilkan citra 3D yang wow! Kok bisa? Hal itu bisa terjadi karena pada foto tersebut saya sisipi informasi kedalaman (Z). Tanpa disisip informasi kedalaman, misalnya anda selfie di tepi danau toba, kemudian menyusun kembaran(copy-an) foto sebelah-menyebelah di kiri dan di kanan. Anda tidak akan mendapatkan persepsi 3D pada foto tersebut! Foto tersebut tetap akan terlihat flat.

Agar persepsi 3D terbentuk dari foto DesoL dan Pebrianov yang berpose di pantai harus diberi beda lihat (paralaks) buatan pada foto kiri dan kanan. Dengan cara seperti ini kita telah menyisipi informasi kedalaman(z) pada gambar tersebut. Kalau kita menggunakan kamera stereograph, paralaks pada gambar kiri dan kanan terekam dengan sendirinya. Dengan menggunakan kamera stereograph foto 3D langsung jadi, tak usah repot memberi paralaks buatan.

Sebelum membuat paralaks buatan ikuti aturan berikut ini:

Semakin dekat jarak objek, maka pergeseran citra akan semakin besar.

Semakin dekat jarak objek, maka pergeseran citra akan semakin besar, ini sebenarnya bukan hal yang aneh, ini adalah fenomena yang biasa kita saksikan saat melaju dalam kendaraan. Kita melihat benda yang jauh seperti gunung, awan tidak bergerak, sedang benda-benda yang dekat seperti pohon di tepi jalan terlihat bergerak cepat. Semakin dekat objek akan terlihat semakin cepat bergerak.

Pergeseran paralaks yang terlihat oleh mata mengikuti kaidah tersebut. Untuk membuktikan hal itu cobalah melihat objek jauh (misalnya rumah). Rentangkan telunjuk di depan mata sejauh mungkin. Kemudian lihatlah telunjuk itu dengan mata kiri saja (mata kanan dipenjamkan). Bandingkan dengan dengan apa yang dilihat dengan mata kanan saja. Telunjuk akan tampak bergeser dari latar belakang (rumah) bukan? Sekarang dekatkan telunjuk ke mata anda. Lakukan hal yang sama, yaitu melihat latar belakang dengan sebelah mata. Pergeseran telunjuk tampak lebih besar ketika telunjuk tersebut didekatkan ke mata bukan? Ini artinya pergeseran paralaks semakin besar untuk objek yang jaraknya semakin kecil. Dengan perkataan lain: pergeseran paralaks berbanding terbalik jarak. Bukti dari pernyataan tersebut adalah rumus(1) yang akan dibawas pada akhir artikel ini.

Persepsi 3D manusia menggunakan paralaks untuk mengetahui kedalaman suatu objek. Ketika paralaks besar otak manusia membuat persepsi bahwa objek itu dekat.

Bila 2 buah foto kembaran (copy-an) kita letakkan sebelah-menyebelah, maka jarak objek antara foto kiri dan kanan sama. Lebar foto DesoL dan Pebrianov adalah400 pixel, maka Jarak antara awan foto kiri dan awan foto kanan 400 pixel. Jarak hidung DesoL kiri dan hidung DesoL kanan 400 pixel. Singkatnya apabila gambar kanan merupakan kembaran gambar kiri, maka jarak paralaks sama untuk semua objek. Gambar seperti ini kalau dilihat dengan google cardboard akan terlihat flat!

Apa yang dilihat oleh mata kiri, tidak sama dengan apa yang dilihat oleh mata kanan. Objek-objek akan tampak sedikit bergeser. Semakin dekat letak suatu benda pergeserannya akan semakin besar. Benda-benda jauh seperti awan dan gunung praktis tidak bergeser karena letaknya sangat jauh. Karena objek DesoL dan Pebrianov letaknya dekat, seharusnya ada beda lihat antara foto kiri dan kanan. Untuk maksud tersebut Saya geser DesoL dan Pebrianov pada foto kanan sejauh 7 pixel ke kiri (dengan photoshop). Sekarang jarak jarak hidung DesoL kiri sampai hidung DesoL kanan menjadi 393 pixel (semula 400 pixel). Setelah dilihat dengan google cardboard DesoL dan Pebrianov tampak di depan pohon kelapa, gunung dan awan itu!

Supaya pemahaman anda lebih mantap lagi kita tampilkan objek ke 3 yakni Cyrus. Saya menganggap posisi objek Cyrus berada di depan DesoL dan Pebrianov. Karena Objek Cyrus lebih dekat, seharusnyalah pergeseran Cyrus lebih besar dari pergeseran DesoL. Bila pergeseran DesoL 7 pixel. Saya coba buat pergeseran Cyrus 9 pixel. Dalam hal ini saya geser posisi Cyrus sedemikian rupa sehinga jarak hidung Cyrus kiri sampai hidung Cyrus kanan 391 pixel (semula 400 pixel). Luar biasa,.....dengan google cardboard akan terlihat Cyrus ada di depan DesoL dan Pebrianov. Ini mengagumkan, meskipun perbedaan pergeseran antara DesoL dan Cyrus cuma 2 pixel saja, otak kita telah mampu membuat persepsi Cyrus ada di depan DesoL.

 [caption caption="Cyrus, DesoL dan Pebrianov di tepi pantai"]

 

Hanya harus diingat baik-baik: pergeseran ini haruslah memperkecil jarak. Jangan sampai salah dalam mengeser! Kalau salah dalam menggeser bukan memperkecil jarak tapi malah memperbesar jarak. Maksud memperkecil jarak dalah demikian: Jarak DesoL semula 400 pixel setelah digeser menjadi 393 pixel.

Saya mengeser posisi Cyrus, DesoL dan Pebrianov cuma berdasarkan kira-kira, dengan berpedoman, objek yang lebih dekat pergeserannya akan lebh besar. Kalau ingin ukuran yang lebih tepat supaya gambar tampak lebih alami, bisa merujuk pada contoh hitungan pada akhir artikel ini.

Oh, ya selain memberi memberi paralaks buatan pada Cyrus, DesoL dan Pebrianov, Sayapun perlu menggeser latar belakan pantai kiri untuk ditempatkan pada pantai kanan. Pergeseran ini sedikit rumit mas bro dan mbak sist! Objek di atas horizon(cakrawala) seperti gunung, awan dan langit adalah objek jauh, pergeserannya nol (tak digeser). Sedang objek dibawah horizon (laut dan daratan) digeser tapi besarnya bervariasi secara linier, pergeseran itu nol di horizon dan 3 pixel di tempat yang paling dekat. Untungnya Photoshop menyediakan tools untuk melakukan hal tersebut yaitu distorsi "displacement".

Bagaimana mas bro dan mbak sist, setelah membaca ulasan saya tertarik untuk menekuni "hobby baru" membuat foto 3D (stereograph)?

Supaya mas bro dan mbak sist yakin dengan apa yang barusan kita bahas, baiklah amatilah gambar-gambar berikut ini (klik link tersebut) kemudian down load pada smartphone anda.

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6

Gambar pertama DesoL dan Pebrianov di tepi pantai. Gambar kedua Cyrus, DesoL dan Pebrianov di tepi pantai. Gambar ketiga bunga Daisy. Gambar keempat mawar 800x600. Gambar kelima mawar 1080x1920. Gambar keenam close up cewek. Semua foto-foto tersebut saya yang membuatnya, kecuali gambar keenam. Down load gambar-gambar tersebut dalam smartphone, kemudian lihat dengan google cardboard. Caranya? Teruskan membaca !

 

Foto 3D dari Seluruh Dunia dengan Google Cardboard!

Melihat foto 3D (stereograph) jauh lebih menarik dibandingkan dengan melihat foto biasa. Dimensi kedalaman dapat ditampilkan dalam foto 3D. Aku tertarik dengan foto 3D untuk bunga, landscape juga close up cewek cantik. Seakan-akan bunga sesungguhnya hadir di depan mata saya. Lekukan indah mahkota bunga itu terlihat secara detail. Melihat landscape menyejukkan mata, kita merasa seperti berada ditengah-tengah pemandangan yang indah, ini piknik gratis. Close up 3D cewek cantik? Aku betah berlama-lama memandang paras cewek itu! Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata. Hati-hati mas bro kalau lihat foto 3D cewek cantik. Jangan sampai ingin lihat yang lebih hot dan lebih lagi.....ini bahaya. #pengalaman pribadi.

Selain kita dapat mengkoleksi foto stereograph karya kita sendiri, kehadiran Internet memungkinkan para penggemar stereograph di seluruh dunia saling berbagi foto. Misalnya kita bisa mengungah foto kita dan mengunduh foto anggota lainnya di sini:

https://www.flickr.com/groups/497440@N23/pool

Flickr adalah situs untuk sharing foto milik Yahoo. Situs ini mengharuskan kita punya akun Yahoo agar dapat mengunduh/mengungah foto kita. Terpaksalah saya membuat akun Yahoo agar dapat mengunduh foto-foto itu.

Unduh sebanyak-banyaknya foto-foto stereograph pada smartphone anda. Untuk memudahkan sebaiknya foto-foto tersebut dikumpulkan dalam folder yang berbeda. Misalnya folder untuk koleksi foto bunga, folder untuk koleksi foto serangga, foto gedung, landscape dan sebagainya. Setelah itu, kita dapat menikmati foto-foto stereograph. Sebenarnya kita bisa menikmati stereograph tanpa alat apapun, dilihat langsung dari layar smartphone kita. Melihatnya harus dengan mata di julingkan (cross eye). Memang dengan mata dijulingkan kita bisa melihat stereograph tanpa alat apapun, namun ternyata lama-lama otot mata kita jadi pegal. Lagi pula tanpa menggunakan alat apapun, citra yang terlihat kecil. Melihat stereograph dengan google cardboard lebih menarik. Citra yang terlihat lebih besar. Kita seperti merasakan benda sebenarnya ada didepan kita.

Setelah anda mempuyai koleksi foto stereograph silahkan unduh aplikasi untuk melihat foto-foto stereograph dengan google cardboard. Anda dapat menggunakan aplikasi yang benama Charlie 3D Photo Viewer yang dikeluarkan oleh "PresenceVR. Apps and Games for Virtual Reality". Aplikasi ini dapat diunduh gratis! Jangan salah mengunduh, mereka mengeluarkan juga versi untuk melihat foto 2D, pastikan anda mengunduh yang versi 3D, yakni foto dengan format sebelah-menyebelah SBS (side by side).

Saya mengunduh aplikasi mengunakan google play store. Gunakan kata kunci ini untu mencari: "VR 3D photo viewer cardboard".

Setelah anda siap dengan koleksi foto stereograph dalam folder di smartphone 6 inci anda, juga aplikasi Charlie 3D viewer telah terpasang, maka jalankan aplikasi tersebut, pilih folder yang hendak dilihat. Pasang smartphone pada google cardboard. Selamat bersenang-senang dengan foto-foto stereograph dari seluruh dunia!!

Chalie 3D photo viewer menggunakan angukan kepala untuk mengalihkan melihat ke foto berikutnya. Jadi kalau sudah puas mengamati suatu foto, angukan saja kepala anda, sensor giroskop smartphone akan mendeteksi gesture anda, selanjutnya gambar berikutnya akan ditampilkan.

Sesungguhnya terlalu canggih kalau hanya melihat slide show foto 3D menggunakan google cardboard yang disiapkan untuk mendukung teknologi VR (Virtual Really) atau realitas maya. Saya suka bunga, misalnya bunga anggrek. Ah,......betapa cantiknya bunga-bunga itu! Anggrek Vanda, anggrek Cattleya dan juga anggrek Dendrobium. Saya ingin tahu seperti apa cantiknya Dendrobium Iriana Jokowi. Pasti anggrek itu cantik sekali, tak mungkinlah orang berani menamakan anggrek hibrida itu denga nama istri presiden kalau bunga itu tidak istimewa.

Saya belum pernah melihat sendiri anggrek Dendrobium Iriana Jokowi. Teknologi VR memungkinkan kita melihat anggrek itu secara nyata (realitas) padahal bohongan(maya). Dengan teknogi VR anggrek itu tampak didepan saya. Ketika kepala saya menengok ke kiri saya seakan-akan sedang berjalan berputar kekiri sambil sambil mengamati anggrek itu! Ketika saya menengok ke kanan saya seakan-akan berjalan ke kanan mengitari bunga itu. Ketika saya menundukkan kepala saya seperti mengamati bunga itu dari ketinggian. Padahal saya tidak sedang di depan anggrek (maya) saya ada di ruang tamu, memakai headset VR (misalnya google cardboard). Ini dimungkinkan kalau kita sudah membuat foto 3D bunga itu dari berbagai arah, kemudian aplikasi tertentu akan mendeteksi anggukan dan gelengan kepala kita (pakai sensor gyroskop) kemudian menampilkan gambar yang bersesuaian.

Aku jadi ingin buat VR untuk bunga anggrek, ......halah kemaruk amat!. Jam terbang saya untuk buat foto 3D kan masih terlalu sedikit. Foto 3D yang saya buat memang memukau, tapi tak terlalu bagus, terlihat kurang alami. Dibuat tidak mengikuti kaidah photogrammetry yang akan dibahas sebentar lagi.

Penjelasan Untuk Persepsi 3D

Foto 3D dibuat dengan menggunakan 2 buah kamera, satu diletakkan di sebelah kiri dan lainnya di sebelah kanan. Foto yang dihasilkan kamera kiri dan foto yang dihasilkan kamera kanan akan terjadi beda lihat seperti pada mata manusia. Kelak foto yang dihasilkan kamera kiri di lihat oleh mata kiri, sebaliknya foto yang dihasilkan kamera kanan dilihat oleh mata kanan. Dengan cara demikian persepsi 3D yang terekam oleh foto dapat dilihat kembali.

Lihat gambar dibawah ini: Titik objek A pada kamera kiri akan menghasilkan citra pada layar(screen) A1. Sedang kamera kanan akan menghasilkan citra pada layar A2.

[caption caption="paralaks1"]

 

Lebih lanjut secara geometri akan terdapat hubungan panjang paralaks p, jarak kamera L, Jarak layar (screen) f dan jarak objek Z.

p = L*(z-f)/z

[caption caption="paralaks2"]

 

dari rumus diatas bila z adalah objek sangat jauh dengan kata lain z sangat besar

Pjauh = L

Sekarang kita bisa menghitung pergeseran yaitu ΔP = P - Pjauh

maka didapatlah rumus pergeseran yaitu

ΔP = -L*f/z............rumus(1)

dimana L = jarak mata/kamera kiri dan kanan
f = jarak fokus atau jarak layar
z = kedalaman objek terhadap mata atau kamera
ΔP = Pergeseran.

Dengan rumus (1) terbuktilah bahwa besarnya pergeseran paralaks ΔP berbanding terbalik dengan jarak Z. Perhatikan tanda minus pada rumus(1) yang artinya paralaks objek jarak Z lebih kecil dari paralaks benda yang sangat jauh.

Persepsi 3D tidak akan terlihat kalau gambar kiri dan kanan diletakkan begitu saja di depan mata. Sebabnya ialah terjadi "cross talk" mata kiri turut melihat gambar kanan dan sebaliknya mata kanan turut melihat gambar kiri.

Agar tidak terjadi "cross talk" gambar kita letakkan sebelah-menyebelah kemudian kita melihatnya dari jarak yang sangat dekat. Akan tetapi tidaklah mungkin kita melihat gambar terlalu dekat, karena itu harus dibantu dengan kaca pembesar, prinsip inilah yang dianut google cardboard!

Supaya Citra 3D Terlihat Seperti Benda Aslinya

Bagian ini saya tulis sebagai bahan evaluasi saya pribadi dalam membuat foto 3D. Kedepannya saya ingin buat foto 3D untuk bunga anggrek sedemikian sehingga ketika melihat foto 3D bunga itu, kita seakan-akan melihat langsung bunga yang sesungguhnya.

Anda harus mengatur parameter kamera supaya citra 3D yang ditampilkan seperti melihat benda sebenarnya. Jarak kamera kiri dan jarak kamera kanan harus sama dengan jarak mata manusia sekitar 7cm. Pembesaran gambar juga harus kita atur agar besarnya gambar sesuai dengan benda sebenarnya. Maksudnya kalau kita memfoto bunga anggrek sejauh 30cm, citra 3D yang dihasilkan harus seakan-akan kita melihat bunga angrek itu sejauh 30 cm juga.

Aturan ini tidak selalu harus ditaati, tergantung efek 3D yang diinginkan. Misalya kita ingin buat foto hyperstereo untuk gedung, jarak kamera kiri dan kamera kanan dibesarkan. Hasilnya kita seperti melihat maket(miniatur) dari gedung tersebut.

Supaya ukuran gambar sesuai aturlah zoom level kamera dan/atau pembesaran gambar saat mengolah dengan Photoshop sehingga berlaku hukum kesebangunan

[caption caption="Hukum kesebangunan"]

 

h_citra/f = h_objek/Z..............rumus(2)

f = jarak fokus/jarak layar (f=4,5cm untuk google cardboard)
Z = jarak objek

Contoh1: Misalnya besar bunga Dendrobiun Iriana Jokowi 6cm, bunga itu difoto pada jarak 30cm. berapa seharusnya ukuran bunga itu sebenarnya pada layar, kalau jarak layar ke mata 4,5 cm?

jawab: h_citra = f/Z*h_objek = 4,5cm/30cm*6cm = 0,9 cm. Jadi pada layar bunga itu haruslah tampak sebesar 0.9 cm

Contoh2: Pada foto Desol-Pebrianov terlihat jarak lutut-kepala DesoL 0,3 tinggi gambar. Misalnya jarak lutut-kepala DesoL sebenarnya 130cm berapakah sebenarnya jarak DesoL dalam foto itu(Z)? Bila diketahui jarak layar 4,5 cm dan tinggi layar 6,4cm. Berapakah seharusnya pergeseran paralaks DesoL bila jarak mata 7cm?

Dari rumus (2) didapat

Z = f*h_objek/h_citra = 4,5cm*130cm/(0,3x6,4) = 305 cm

Besar pergeseran paralaks DesoL menurut rumus (1)

ΔP = -L*f/z = -7cm*4,5cm/305 = -0,1 cm

Bila tinggi gambar itu 600 pixel, maka besarnya pergeseran paralaks DesoL

ΔP = -0,1cm x 600pixel/6,4cm = -9 pixel.

Akhirnya terima kasih telah membaca tulisan saya yang cukup panjang dan mungkin membosankan ini!!

 

catatan: Sumber foto latar belakang pantai adalah http://www.hdwallpapers.in/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun