Tak terasa sekarang malam Natal
Malam yang menakjubkan
Malam itu....Imanuel menjadi nyata
Tuhan hadir diantara kami,......manusia
Hadir melalui putra tunggalMu
Dahulu sang Putra lahir di Baitlehem
Untuk menuntun manusia ke jalan terang
Sudah lama rumah ini, tak berhias pohon terang
Juga tidak ada kue-kue lezat
Harga melambung tinggi, tak ada semarak natal
Cuma tersisa lagu malam kudus
Yang terdengar syahdu, meresap dalam relung jiwa
Aku tabah, aku tidak sakit hati
Tanpa pohon terang tak membuatku sakit hati
Tanpa kue-kue lezat tak membuatku merana
Tapi aku sakit hati bila ditolak
Ditolak jamuan makan di Istana
Bukan Istana Presiden maksudku
Tapi Istana Raja segala Raja
Ketika kelak sang Putra menjadi Raja, berkuasa selamanya
Aku rindu di undang makan di Istana-Nya
Aku rindu tinggal di kerajaan-Nya untuk selamanya
Imanuel, Tuhan beserta kita!
Dia akan menolakku
Karena, ketika sesamaku lapar aku tak memberinya makan
Karena, ketika sesamaku haus aku tak memberinya minum
Karena, ketika sesamaku telanjang aku tak memberinya pakaian
Karena, ketika sesamaku dipenjara aku tak datang menjenguk
Malam natal ini
Maafkan aku, ya Raja
Selama ini, aku tak sungguh mengasihi sesamaku
Aku ingin mengasihi sesamaku mulai sekarang
Jangan aku ditolak masuk dalam kerajaan kekal-Mu
Undang juga aku makan di istana-Mu
Imanuel, Tuhan beserta kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H