[caption caption="glider yang dibuat oleh Otto Lilienthal"][/caption]
Ini adalah Kisah dua orang selebrity kompasiana, sepasang merpati yang tengah mabuk asmara. Seorang pemuda tampan bernama Pebrianov dan seorang gadis cantik sexy dengan bibir sensual bernama Desol. Sudah pada tahu kan, kalau orang yang tengah kasmaran mendadak senang bikin puisi. Orang yang tidak pernah buat pusisi sebelumnya, tiba-tiba jadi pandai buat puisi kalau sedang jatuh cinta. Apa jadinya bila orang yang kesehariannya gemar dan pandai bikin puisi, semacam mbak Desol kemudian jatuh cinta? Pastinya, mbak Desol sebagai seorang penyair akan buat puisi lebih dahsyat dari pada pusisi yang dibuat oleh orang kebanyakan! Mari kita simak puisi yang dibuat mbak Desol yang ditujukan pada kekasihnya Pebrianov
Peb...
Kupanggil namamu dua kali. Mari kita pergi. Lalukan diri dari tungku sesal. Punggung kita telah tumbuh sepasang sayap. Segera kepakkan. Terbang! Berlombalah kita menamai awan: Peb, Des, Peb, Des, Peb, Des, hingga tak ada lagi yang tersisa tanpa nama, kita.
Peb...
Kupanggil namamu tiga kali. Mari kita pergi. Lalukan diri dari awan-awan bernama kita. Kembali kepakkan sayap, turun ke bumi. Mendaratlah kita pada hutan jati. Kau dan aku sembunyi untuk kemudian saling cari. Ukirlah hati pada pohon jati, setiap kita saling temukan diri.
puisi selengkapnya dapat dibaca disini: Peb....
Coba pembaca resapi puisi tadi, diperlukan imajinasi tinggat dewa untuk membacanya bukan? Bayangkan bagaimana mungkin di punggung kita bisa tumbuh sayap kemudian kita terbang, pacaran dengan kekasih kita diatas awan-awan, nun jauh di atas sana.
Bagi mbak Desol punya sayap dan bisa terbang adalah khayalan di dunia maya. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Pebrianov. Ia adalah mahasiswa Teknik Penerbangan yang merasa punya "ilmu terbang" yang cukup mumpuni. Punya sayap, bagi Pebrianov adalah benar-benar punya sayap secara hurufiah di dunia nyata. Gara-gara puisi yang dibuat Desol, Pebrianov terobsesi untuk membuat sayap dari bambu, kayu dan kain sutra, kemudian sayap itu dipasang dipunggung mereka berdua: Pebrianov dan Desol. Kita tidak bisa menyalahkan Pebrianov, setiap orang punya bakat dan minat yang berbeda. Mimpi bisa terbang seperti burung kelihatannya aneh, tapi Pebrianov tidak sendirian. Ribuan orang di dunia ini mempunyai mimpi yang sama seperti Pebrianov, bisa terbang seperti burung! Itulah repotnya kalau pasangan dari dunia yang berbeda saling bertemu, alam pikiran mereka tidak nyambung, bagai asam di gunung dan garam di laut bertemu dalam satu belanga. Mbak Desol sastrawan dan Pebrianov calon insinyur penerbangan. Saya telah menulis kisah yang menceritakan tentang pertemuan mbak Desol dan bang Pebrianov sebelum akhirnya mereka jadian disini:Rentangkan Sayapmu Garuda!
--------------------------------------------------
Seperti biasa kalau malam Minggu mbak Desol dan bang Pebrianov mojok di warung kopi sambil menikmati kopi dan pisang goreng. Mari kita simak apa yang mereka perbincangkan saat mojok di warung kopi.
Peb: "Aku telah membaca puisi yang kamu buat untukku. Kita terbang di atas awan kemudian menamai awan dengan nama kita: Peb dan Des. Membaca puisi yang kamu tulis, memicu darah dirgantara yang ada dalam tubuhku mengalir lebih deras. Des, aku jadi ingin bisa terbang bersamamu, terbang diatas awan, terbang menyusuri pantai, terbang diatas gunung, terbang diatas pepohonan melintasi hutan dan juga terbang diatas pelangi. Hanya bersamamu, Desol cantik. Untuk mencapai keinginan itu kita harus buat sayap dari bambu, kayu dan kain sutra. Sayap itu kita pasang di punggung kita masing-masing. Kemudian kita berdua terjun dari atas sebuah bukit. Dari atas bukit itu kita berdua akan terbang melayang di angkasa bagaikan sepasang garuda, seru bukan, Des!"
Des:"Yah, abang ini selalu gagal faham tentang puisi. itu cuma fiksi Peb, sayang. Dalam fiksi kita bisa berbuat apa saja, bahkan bisa terbang di ruang hampa antar galaxy. Itu cuma khayalan bukan kenyataan, bang. Baiklah kalau bang peb ingin terbang dengan sayap bambu itu, tapi abang duluan yang terjun dari atas bukit. Kalau abang dapat terbang melayang dengan selamat, barulah aku berani melakukannya juga. Tapi aku mohon abang jangan melakukannya, aku takut abang jatuh dan kemudian tewas. Aku tidak sanggup hidup sedetikpun tanpa abang disampingku".
Peb:"Kamu yang gagal paham Des, cantik. Kamu kan hampir tiap minggu jadi pilot pesawat layang mainan. Kita bisa terbang seperti pesawat mainan yang sering kau terbangkan itu! Kalau kita bisa buat sayap yang cukup besar, sayap itu bisa membawa kita terbang. Membuat sayap dari bambu pernah dilakukan oleh Otto Lilienthal orang Jerman pada tahun 1893, penampakannya seperti tergambar pada postingan kita ini. Dengan sayap bambu ini Otto Lilienthal berhasil terbang meluncur dari sebuah bukit.
Aku sangat ingin buat sayap dari bambu dan kain seperti yang dibuat Otto Lilienthal supaya kita bisa terbang berdua. Tapi itu tak perlu kita lakukan karena kita bisa membeli sayap seperti ini, tak perlu repot buat sendiri. Sayap seperti ini namanya hang glider atau layang gantung. Pada masa kini layang gantung tidak dikonstruksi menggunakan bambu , tetapi munggunakan pipa alumunium yang lebih kuat dan ringan dibanding bambu. Kain yang digunakan untuk sayap terbuat dari polyester. Sayap hang glider umumnya berbentuk segitiga (huruf V).
[caption caption="hang glider"]
Selain menggunakan hang glider kita juga bisa meluncur dari atas bukit dengan menggunakan para glider (para layang). Sayap para glider tidak mempunyai rangka seperti hang glider, namun terdiri dari sel-sel yang mengembung seperti balon yang ditiup. Agar menggembung sel-sel para layang tak perlu ditiup, tetapi di bagian depan (leading edge) diberi lubang. Ketika sayap bergerak, udara masuk melalui lubang dan mengembungkan sel-sel tersebut. Sayap para layang seperti kasur tiup, namun kasur itu bukan berisi kapas tetapi berisi udara. Sayap paralang dikat dengan tali-temali dimana pilot bergelantungan mengunakan harnes pada tali-temali tersebut.
[caption caption="para glider"]
Sampai saat ini, cara yang paling murah untuk terbang seperti burung adalah menggunakan Paralayang. Karena sayap para layang terbuat dari kain, maka dapat dengan mudah dilipat dan dimasukkan dalam tas ransel. Para layang mudah dibawa kemana pun kita pergi, semudah membawa tas ransel!"
Des:"Bang Peb, kalau aku lihat sayap paralayang itu mirip dengan kanopi parasut, berarti paralayang itu sama dengan terjun dengan parasut ya bang Peb?"
Peb:"Des, cantik. Parasut dan paralayang itu berbeda. Parasut berguna untuk terjun dari pesawat terbang dan turun dengan kecepatan rendah agar sampai di darat dengan selamat. Sedangkan paralayang bertujuan untuk terbang seperti burung elang (Garuda). Dengan paralanyang kita bisa terbang meluncur dan terbang membumbung. Di Indonesia tebang cross country dengan paralayang (lintas alam) sejauh 70 Km (terbang 2 jam lebih) biasa dilakukan. Berangkat di Sumedang dan kemudian mendarat di Purwakarta bisa dilakukan dengan paralayang. Untuk dapat terbang cross country harus menemukan termal untuk terbang membumbung (soaring) makin lama makin tinggi, kemudian terbang meluncur, kalau mememukan termal tebang membumbung lagi dan seterusnya. Record dunia mencapai jarak sekitar 400 km (sejauh Jakarta semarang), terbang lebih dari 8 jam. Hebatnya terbang dengan paralayang hanya mengandalkan kekuatan sayap, tidak mengunakan tenaga mesin sama sekali!!"
Des:"Bang Peb, mana yang lebih baik terbang dengan hang glider atau tebang dengan paralayang?"
Prestasi terbang dengan hang glider lebih baik dari prestasi terbang dengan paralayang. Sayap hang glider bisa dibuat lebih efisien sebab sayap hang glider membunyai rangka. Kalau ada thermal kita bisa terbang lebih dari 10 jam. Harga hang glider lebih mahal dari paralayang. Hang glider bisa dilepas bagian-bagiannya untuk dibawa ke tempat peluncuran. Tapi tidak sepraktis paralayang dimana sayapnya hanya terbuat dari kain dan bisa dimasukan dalam ransel.
Terbang dengan para glider atau hang glider sungguh menyenangkan, kita akan merasa terbang seperti burung sungguhan. Merasakan diatas ketinggian dan terpaan angin saat terbang. Sayangnya terbang dengan hang glider atau para glider kurang cocok buat kita berdua, karena ini olah raga ekstrim, jadi lumayan bahaya. Kita harus berlatih dibawah pengawasan instruktur untuk bisa menerbangkannya. Kita tidak punya waktu untuk berlatih, aku sibuk kuliah dan Des sibuk buat cerpen dan puisi.
Ada cara yang mudah untuk terbang dengan para layang. Kita tidak perlu latihan yaitu dengan cara terbang tandem dengan pilot. Jadi kita terbang berdua dengan pilot. Yang diperlukan cuma nyali dan sepenuhnya mempercayakan nyawa kita pada pilot. Aku tidak setuju kita terbang tandem dengan paralayang. Aku kuatir , Des ketakutan ketika terbang bergelantungan dengan menggunakan harnes. Dan yang paling tidak setuju, saat terbang tandem pilot cowok ada dibelakanmu, ia akan seenaknya memelukmu sambil terbang. Aku sangat mudah terbakar dengan api cemburu!"
Des:"Halah! abang ini ada-ada saja, jangan suka cemburu yang tidak pada tempatnya bang!"
Bang Pebrianov tidak menganjurkan terbang tandem dengan menggunakan hang glider/para glider dengan alasan mbak Desol tidak akan berani melakukannya. Padahal yang takut sebenarnya Pebrianov sendiri! Saya rasa cewek semacam mbak Desol justu berani melakukannya. Hal ini sebenarnya juga mengherankan bagi saya. Cewek itu kebanyakan senang dengan hal-hal yang menakutkan, coba amati penggemar film horror kebanyakan cewek. Demikian juga peminat terbang tandem dengan para glider kebanyakan cewek!!
Tentu sangat menarik untuk menyimak pengalaman seorang cewek terbang tandem dengan hang glider disini:
http://jejak-awankecil.blogspot.co.id/2013/06/bukit-gantole-mencoba-terbang-dengan.html
Des:"Bang Peb tadi atusias ingin terbang, tapi menurut abang kita tidak cocok terbang dengan para layang ataupun hang glider, jadi kita harus terbang dengan cara apa bang"
Peb:"Aduh cantik!, Des pasti tahu, coba terka!"
Mbak Desol pun berfikir keras mencoba menebak, akhirnya ia menemukan jawabannya
Des:"Hampir setiap minggu aku menerbangkan pesawat layang (pesawat glider) mainan. Itulah jawabannya bang. Kita akan terbang dengan pesawat glider tapi bukan pesawat glider mainan, tapi pesawat glider sungguhan, betul tidak bang? "
Peb:"Betul Des! kamu memang pintar dan cantik pula! Terbang dengan pesawat glider lebih nyaman dibandingkan dengan terbang dengan terbang dengan hang glider/para glider. Di pesawat glider kita bisa duduk manis di dalam cockpit pesawat, tidak harus bergelantungan menggunakan harnes. Kita duduk didepan sedang pilot/instruktur duduk dibelakang kita. Pesawat glider bisa dikendalikan oleh penumpang maupun pilot, sehingga kita bisa belajar/mencoba menerbangkan glider.
Kita akan merasakan sensasi terbang seperti burung ketika Terbang dengan glider. Cockpit ditutup dengan canopy bening, pandangan mata kita tidak terhalang, kita akan merasakan bernar-benar ada diatas ketingginan. Terbang seperti burung garuda. Terbang dengan kekuatan gaib sayapnya, bukan terbang dengan kekuatan mesin!
Prestasi terbang pesawat glider adalah yang terbaik karena sayap pesawat glider terbuat dari bahan yang kaku dari material komposit serat kaca atau serat karbon, bukan dari kain seperti paralayang/hang glider. Harga glider jauh lebih mahal dibandingkan dengan hang glider.
Rencana abang kita nanti terbang bersama-sama dalam formasi, sehingga Des cantik bisa melihat pesawat yang abang tumpangi begitu sebaliknya, aku bisa melihat Des sedang terbang. Disana nanti kita akan menamakan awan dengan nama kita, seperti yang kau tulis dalam puisi itu, Des cantik! Kita dalam pesawat masing-masing duduk didepan sedangkan pilot akan duduk dibelakang. Gimana Des, Deal?"
[caption caption="glider terbang dalam formasi"]
Des:"Oke, deal bang!. Tapi aku jadi malu, sampai sebegitunya abang ingin terbang berdua di atas awan-awan gegara puisi yang aku buat itu. Aku buat puisi cuma iseng kok bang! Untuk mengobati rinduku padamu!
Bang aku mau tanya, kan pesawat glider itu tidak tidak bermesin, cuma mengandalkan kekuatan sayap, bagaimana caranya meluncurkan pesawat itu ke udara?"
Peb:"Terbang dengan glider sekedar rekreasi Des, cantik! Kalau kita punya uang tidak ada salahnya mencoba satu kali dalam seumur hidup merasakan terbang seperti burung Garuda!
Oh ya, pesawat glider dapat diluncurkan dengan cara ditarik mengunakan tali dari atas gunung. (winch launcing). Atau juga dapat ditarik (towing) menggunakan tali dengan pesawat terbang kecil. Kalau ketinggian terbang sudah mencukupi, tari penarik dilepas dari pesawat penarik. Setelah itu glider terbang bebas bagaikan burung. Kita akan pergi ke Australia bulan Desember ini, disana kita akan terbang gembira (joy flight) menggunakan pesawat glider. Supaya lebih jelas coba Des lihat video pada link dibawah ini:"
Des:"Ke Australia bang? Jauh amat! Kita kan belum nikah, bagaimana mungkin kita pergi berdua kata nenek itu berbahaya!"
Peb:"Sebenarnya kita bisa terbang dengan glider di Pondok Cabe. Tetapi, aku dan keluargaku kebetulan punya rencana liburan di Australia. Kebetulan Desember musim panas (summer) di Australia. Kebetulan juga Bulan Desember Des Cantik ulang tahun, kita sekalian merayakan ulang tahun Des disana. Beberapa minggu belakangan ini setiap hari di Kompasiana mengiklankan "glider fligt" di Australia. Jadi aku sudah booking "glider flight", kita nanti terbang dalam formasi dengan dua pesawat glider.
Kita pergi bukan berdua, keluargaku juga ikut, ayah, ibu dan adikku. Kalau pergi berdua, ada orang ketiga yang bernama setan. Lagi pula kita kan sudah bertunangan, pastinya Des diperbolehkan pergi bersama keluargaku.
Wah, hari sudah malam, kita harus meninggalkan warung kopi ini dan mengantarkan Des cantik sayangku pulang."
Malam itu hati mbak Desol berbunga-bunga. Bagaimana tidak ia akan diajak berlibur ke Australia untuk kemudian terbang berdua dengan Pebrianov diatas awan-awan permai. Dia terheran-heran bagaimana mungkin puisi yang ia tuliskan untuk bang Pebrianov bisa menjadi kenyataan. Sekaligus ia menjadi resah, biasa penyakit cewek! Ia bingung harus berpakaian apa agar kelihatan cantik di depan calon mertua!
Mereka pergi ke Australia?? Jauh amat ya! Ups...kok aku jadi gagal faham begini. Ini kan cuma fiksi di jagat kompasiana. Kisah cinta bohong-bohongan yang tidak terjasi di dunia nyata. Mau ke Australia, mau ke kutub Utara bisa saja! Namanya juga fiksi. Tapi cerita dunia penerbangan di artikel ini adalah kenyataan yang sebenarnya, bukan cerita fiksi!
-------------------------------------------------
bacaan:
https://olahragaparalayang.wordpress.com/2011/03/22/apa-itu-paralayang/
http://www.boldmethod.com/blog/article/2015/02/your-guide-to-glider-flying/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H