Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pebrianov dan Desol Terbang dengan Sayap Garuda

9 Oktober 2015   11:15 Diperbarui: 9 Oktober 2015   11:15 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peb: "Aku telah membaca puisi yang kamu buat untukku. Kita terbang di atas awan kemudian menamai awan dengan nama kita: Peb dan Des. Membaca puisi yang kamu tulis, memicu darah dirgantara yang ada dalam tubuhku mengalir lebih deras. Des, aku jadi ingin bisa terbang bersamamu, terbang diatas awan, terbang menyusuri pantai, terbang diatas gunung, terbang diatas pepohonan melintasi hutan dan juga terbang diatas pelangi. Hanya bersamamu, Desol cantik. Untuk mencapai keinginan itu kita harus buat sayap dari bambu, kayu dan kain sutra. Sayap itu kita pasang di punggung kita masing-masing. Kemudian kita berdua terjun dari atas sebuah bukit. Dari atas bukit itu kita berdua akan terbang melayang di angkasa bagaikan sepasang garuda, seru bukan, Des!"

Des:"Yah, abang ini selalu gagal faham tentang puisi. itu cuma fiksi Peb, sayang. Dalam fiksi kita bisa berbuat apa saja, bahkan bisa terbang di ruang hampa antar galaxy. Itu cuma khayalan bukan kenyataan, bang. Baiklah kalau bang peb ingin terbang dengan sayap bambu itu, tapi abang duluan yang terjun dari atas bukit. Kalau abang dapat terbang melayang dengan selamat, barulah aku berani melakukannya juga. Tapi aku mohon abang jangan melakukannya, aku takut abang jatuh dan kemudian tewas. Aku tidak sanggup hidup sedetikpun tanpa abang disampingku".

Peb:"Kamu yang gagal paham Des, cantik. Kamu kan hampir tiap minggu jadi pilot pesawat layang mainan. Kita bisa terbang seperti pesawat mainan yang sering kau terbangkan itu! Kalau kita bisa buat sayap yang cukup besar, sayap itu bisa membawa kita terbang. Membuat sayap dari bambu pernah dilakukan oleh Otto Lilienthal orang Jerman pada tahun 1893, penampakannya seperti tergambar pada postingan kita ini. Dengan sayap bambu ini Otto Lilienthal berhasil terbang meluncur dari sebuah bukit.

Aku sangat ingin buat sayap dari bambu dan kain seperti yang dibuat Otto Lilienthal supaya kita bisa terbang berdua. Tapi itu tak perlu kita lakukan karena kita bisa membeli sayap seperti ini, tak perlu repot buat sendiri. Sayap seperti ini namanya hang glider atau layang gantung. Pada masa kini layang gantung tidak dikonstruksi menggunakan bambu , tetapi munggunakan pipa alumunium yang lebih kuat dan ringan dibanding bambu. Kain yang digunakan untuk sayap terbuat dari polyester. Sayap hang glider umumnya berbentuk segitiga (huruf V).

[caption caption="hang glider"]

[/caption]

Selain menggunakan hang glider kita juga bisa meluncur dari atas bukit dengan menggunakan para glider (para layang). Sayap para glider tidak mempunyai rangka seperti hang glider, namun terdiri dari sel-sel yang mengembung seperti balon yang ditiup. Agar menggembung sel-sel para layang tak perlu ditiup, tetapi di bagian depan (leading edge) diberi lubang. Ketika sayap bergerak, udara masuk melalui lubang dan mengembungkan sel-sel tersebut. Sayap para layang seperti kasur tiup, namun kasur itu bukan berisi kapas tetapi berisi udara. Sayap paralang dikat dengan tali-temali dimana pilot bergelantungan mengunakan harnes pada tali-temali tersebut.

[caption caption="para glider"]

[/caption]

Sampai saat ini, cara yang paling murah untuk terbang seperti burung adalah menggunakan Paralayang. Karena sayap para layang terbuat dari kain, maka dapat dengan mudah dilipat dan dimasukkan dalam tas ransel. Para layang mudah dibawa kemana pun kita pergi, semudah membawa tas ransel!"

Des:"Bang Peb, kalau aku lihat sayap paralayang itu mirip dengan kanopi parasut, berarti paralayang itu sama dengan terjun dengan parasut ya bang Peb?"

Peb:"Des, cantik. Parasut dan paralayang itu berbeda. Parasut berguna untuk terjun dari pesawat terbang dan turun dengan kecepatan rendah agar sampai di darat dengan selamat. Sedangkan paralayang bertujuan untuk terbang seperti burung elang (Garuda). Dengan paralanyang kita bisa terbang meluncur dan terbang membumbung. Di Indonesia tebang cross country dengan paralayang (lintas alam) sejauh 70 Km (terbang 2 jam lebih) biasa dilakukan. Berangkat di Sumedang dan kemudian mendarat di Purwakarta bisa dilakukan dengan paralayang. Untuk dapat terbang cross country harus menemukan termal untuk terbang membumbung (soaring) makin lama makin tinggi, kemudian terbang meluncur, kalau mememukan termal tebang membumbung lagi dan seterusnya. Record dunia mencapai jarak sekitar 400 km (sejauh Jakarta semarang), terbang lebih dari 8 jam. Hebatnya terbang dengan paralayang hanya mengandalkan kekuatan sayap, tidak mengunakan tenaga mesin sama sekali!!"

Des:"Bang Peb, mana yang lebih baik terbang dengan hang glider atau tebang dengan paralayang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun