Demokrasi Bak Mimpi yang Mustahil Terwujud
Harapan untuk hidup di negara yang damai dengan kemjuan teknologi dan kebebasan serta keharmonisan rakyatnya seolah fatamorgana. Indonesia akan mampu menembus pintu kebobrokan birokrasi dan majunya intelektual dengan cara tumbuhnyantunas baru yang menjadi bibit unggul politisi indonesia. Seperti era soekarno memimpin para pejuang bangsa yang menjadi politisi lambat laun tergantikan oleh politisi lebih kompeten dan gaya lama mulai hilang dan gaya baru diadopsi begitu pula KKN yang semakin canggih hingga sulit terdeteksi oleh penegak hukum. Kebangkitan yang ingin dicapai harus dicapai dengan meninggalkan keseluruhan gaya lama politisi dan membuang semua kebobrokannya. Gaya sopan santun dan hormat menghormati disalah artikan dalam pejabat negara, hinga menghambat laju kemjuan yang seharusnya dapat dicapai dengan cepat. Dimulai dari birokrasi yang rendah tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/ Kota, Provinsi hingga ke Pusat keseluruhannya memilki gaya tersendiri dalam mengelabui rakyat yang butuh dilayani dan kepastian. Hilangnya nurani seolah bukan masalah fundamental, dengan komplesitas problometika yang terjadi dalam struktur tatatan benegara mental pejabat negara jauh lebih bobrok dari masyarakat yang setiap hari bekerja dengan jujur namun pemerintah mencoba mencari keuntungan dari kejujuran rakyat. Bukan tidak mungkin kondisi ini akan semakin parah bila ada kelompok orang yang igin memberontak dan melawan dengan frontal pada negara.