Siapa pun itu, pasti ingin menjadi orang tua yang ideal. Dan untuk menjadi orang tua, memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Lalu, bagaimana kah cara menjadi orang tua ideal itu? Tips saya adalah, orang tua ideal adalah orang tua yang bisa memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk anak. Berikut beberapa cara memanfaatkan waktu yang efektif
Manfaatkan setiap kesempatan
Orang tua yang bekerja, haruslah cerdas mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak. Misalkan, saat mengantar anak ke sekolah, ajak lah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal yang anak alami di rumah maupun di sekolah. Contoh lain, saat menemani anak menonton TV, gunakan kesempatan itu untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak.
Sediakan waktu khusus
Luangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anak dan orang tua. Misalkan saat liburan kerja, anak diajak untuk refreshing ke taman bermain atau ke tempat-tempat menarik di luar rumah. Atau meluangkan waktu liburan untuk bermain bersamanya. Usahakan juga orang tua meluangkan waktu untuk anak di sela-sela kesibukan.
Menjadi contoh yang baik
Anak pada usia golden age adalah anak peniru yang hebat. Maka sebagai orang tua, berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan bertindak di depan maupun di belakang anak. Oleh sebab itu, hindari berbahasa dan berprilaku yang tidak layak karena apa yang orang tua ucapkan dan lakukan merupakan modal bagi anak untuk berprilaku dan berkata-kata, atau dengan kata lain anak belajar berprilaku melalui pengamatannya pada prilaku orang tua yang dia liat.
Komunikasi yang efektif
Ketika orang tua akan memberikan perintah kepada anaknya, komunikasikan lah dengan jelas, baik, dan lembut. Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya. Kurangi memberikan ceramah, mengomeli, dan memarahi anak dengan panjang lebar apalagi dengan suara yang besar. Sebaliknya, sering-seinglah mengajak anak berdiskusi karena anak biasanya merasa senang jika ia dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.
Saat marah, jangan menjadikan anak sebagai pelampiasan
Sering kali saat orang tua sedang dilanda masalah, anak menjadi terabaikan dan bahkan anak menjadi pelampiasan masalah tersebut. Jika anda ingin menjadi orang tua yang baik, jangan sekali-sekali melakukan hal tersebut. Saat marah, control diri memang cenderung susah, namun usahakan di depan anak tetaplah bersikap seperti biasa dan jangan tunjukkan amarah tersebut. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berfikir dan intropeksi diri serta coba fikirkan untuk mencari solusi terbaik bagi masalah anda. Satu hal yang penting, orang tua yang ideal juga butuh waktu untuk dirinya sendri.
Tegakkan disiplin
Jika anak sejak kecil dibiasakan untuk disiplin, maka ia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Maka sebagai orang tua terapkan kedisiplinan pada diri sendiri sebelum menerapkannya kepada anak. Misalkan, menggosak gigi, cuci kaki sebelum tidur, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, dan masih banyak lagi kebiasan-kebiasaan baik untuk diterapkan kepada anak. Menerapkan kedisiplinan kepada anak harus lah secara konsisten, tak perlu sambil marah-marah malah bagus jika orang tua melakukannya bersama-sama dengan anak.
Berikan kasih sayang melalui tindakan dan ucapan
Setiap orang tua, pastilah menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun sering pula dijumpai orang tua menganggap hal itu tidak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Misalkan memberikan kasih sayang baik secara prilaku maupun secara ucapan membuat anak merasa diperhatikan dan disayang, sehingga anak memiliki kedekatan batin dan emosi yang dalam terhadap orang tuanya. Anak juga akan memiliki perasaan yang halus, lembut, dan penuh kasih sayang terhadap sesame. Wahai orang tua, ungkapkan lah kasih sayang dengan prilaku yang sayang dan prilaku yang sayang pula. Sesekali berikanlah belaian pelukan dan ciuman kepada anak dalam setiap kesempatan.
Positif parenting
Maksud dari positif parenting ini adalah menghargai setiap perilaku baik anak dan usahakan mengurangi hukuman untuk anak. Jika anak melakukan keselahan, jangan langsung dimarahi atau diberikan hukuman. Tapi, ajak anak untuk berdiskusi tentang apakah prilakunya itu baik atau tidak. Karena pada dasarnya setiap prilaku anak baik maupun buruk merupakan proses bagi anak untuk menemukan jati diri atau identitas dirinya. Usahakan, saat melarang anak, hindari menggunakan kata “jangan” dan “tidak” tapi, beritahu anak secara langsung dampak dari perbuatannya itu atau bisa dengan mengalihkan perhatian anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H