Mohon tunggu...
Sabariah
Sabariah Mohon Tunggu... mahasiswa -

segala sesuatu yang kamu lakukan niatkanlah untuk ibadah :D insya Allah di rumah menjadi ibu dan istri sepenuhnnya . amin 0:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parenting Style

10 Desember 2016   06:00 Diperbarui: 10 Desember 2016   07:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang tua memiliki metode atau konsep pola asuh masing-masing. Berikut berbagai gaya orang tua dalam mengasuh anaknya. Check it out

Ortu borju(Gourment parents)

 Orang tua yang seperti ini adalah kelompok orang tua muda yang sukses. Memiliki rumah bagus, mobil mewah, gaya hidup kebarat-baratan, dan lain-lain. Orang tua seperti ini cenderung merawat anak-anaknya seperti halnya merawat karir dan harta mereka yaitu penuh dengan ambisi. Mereka sangat percaya, tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun karir, maka anak “super kids” merupakan bukti dari kehebatan mereka dalam mengasuh anak. Orang tua seperti ini berfikir bahwa pendidikan yang layak untuk anak-anaknya hanya pada sekolah yang memiliki tingkat taraf yang tinggi.

Ortu Intelek (College degree parents)

 Orang tua ini memiliki style keluarga intelek menengah ke atas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sekolah anaknya. Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi demi kesuksesan hidup. Terkadang, ortu intelek ini juga tertarik atau ingin menjadikan anak-anak mereka menjadi super kids. Seperti halnya ortu borju. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah mahal karena percaya bahwa pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan dari kelompok orang tua ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah anak-anaknya. Bahkan mereka banyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah anaknya.

Ortu selebritis (Gold medal parents)

 Style pengasuhan orang tua kelompok ini yang menginginkan anak-anaknya menjadi bagian dari anak yang kompeten dalam berbagai hal kompetisi. Misalkan, kompetisi ilmu pengtahuan di sekolah, olimpiade matematika, fisika, yang akhir-akhir ini lagi marak di Indonesia. Ada juga kompetensi seni seperti ikut kontes bernyanyi, menari, dan bahkan kontes kecantikan. Berbagai cara akan mereka tempu agar anak-anaknya meraih kemenangan dan menjadi seorang bintang sejati. Misalnya sejak dini anak-anaknya diikutkan kursus renang, nyanyi, melukis, sains, dan lainnya yang otomatis menyita dunia anak yaitu dunia bermain. Gold medal parentsyang terlalu ambisius dapat menimbulkan banyak bencana pada anak-anak mereka ke depannya.

Ortu instan (Prodigy parents)

 Kelompok orang tua ini merupakan orang yang sukses dalam karir namun tidak sukses dalam pendidikan (mereka cukup berada namun tidak berpendidikan yang baik). Oleh karena itu, orang tua yang seperti ini juga memandang sekolah itu tidak penting atau pendidikan itu dipandang sebelah mata. Mereka juga memandang anak-anaknya akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anaknya. Oleh karena itu, mereka sangat mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara unik dalam mendidik anak tanpa berpendidikan formal. Membaca atau menjadikan buku-buku instan dalam mendidik anak-anaknya sangat mereka sukai,

Ortu ngerumpi (Encounter group parents)

 Kelompok orang tua ini memiliki sifat menyenangi pergaulan. Mereka terkadang cukup berpendidikan. Namun tidak cukup berada atau terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap. Terkadang mereka juga merupakan kelompok orang tua yang kurang bahagia dalam pernikahannya. Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Sebagai akibatnya, orang tua yang seperti ini melakukan ketidak patutan dalam mendidik anak-anak dalam berbagai prilaku yang terkadang mengabaikan anak.kelompok orang tua ini terkadang tidak menyadari banyak membuang-buang waktu dalam kelompoknya, sehingga mengabaikan fungsi mereka sebagai orang tua. Orang tua yang seperti ini sangat mudah terpengaruh dalam masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak mereka superkids earlier is betterjuga sangat diharapkan. Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang mampu menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun