Mohon tunggu...
Bang Oke
Bang Oke Mohon Tunggu... -

Bang Oke (Sabang-Meroke) my country, right or wrong....\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kopassus Dituding, BIN Terbawa-Bawa

6 Juli 2014   20:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:15 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314267" align="aligncenter" width="512" caption="Boni Hargens (foto: wartabuana.com)"][/caption]

Isu yang disebar Boni Hargens beberapa waktu lalu bahwa Tim pemenangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengadakan pertemuan dengan Kopassus dan BIN (Badan Intelijen Negara) di sekitar Cijantung untuk distribusi dana dan intimidasi menjelang Pilpres 9 Juli nanti, sungguh membuat terbelalak. Boni juga menuding bahwa Kopassus dan BIN telah mendanai ‘survey-survey bayaran’ yang membuat data bahwa elektabilitas Prabowo-Hatta di atas Jokowi-Jusuf Kalla.

Jika tudingan itu benar, tentu kita sebagai bangsa patut menyesalkannya, karena Kopassus, BIN, atau institusi pemerintah lainnya sudah semestinya bersikap netral dalam Pemilu dan lebih-lebih Pilpres. Namun sayangnya Boni tidak membeberkan informasi itu secara lebih detil.

Isu yang disebar Boni dalam sebuah acara diskusi publik pada Jumat, 4 Juli lalu tentu masih harus dipertanyakan kebenarannya. Apalagi disampaikan dalam sebuah forum publik yang diliput media massa. Akan lebih arif jika Boni Hargens melaporkannya kepada institusi pengawas Pemilu dengan membawa bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Informasi dari Boni tentu sangat bermanfaat bagi perbaikan mutu Pilpres kita. Juga sekaligus mengkritisi lembaga-lembaga survey yang dituding sebagai lembaga survey bayaran itu. Jika hanya melempar isu saja seperti itu, justru hanya akan memperkeruh situasi dan tidak mendidik.

Jika Boni Hargens tidak menempuh langkah arif itu, maka apa yang dilakukan Pengamat politik dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu sama saja dengan black campaign. Padahal dalam suatu kesempatan lain Boni pernah mengkritik keras soal kampanye hitam itu. Dia sangat anti kampanye hitam. Dia menuturkan, kampanye hitam tidak cukup mendapat apresiasi dari publik saat ini. Sebab, hari ini publik sudah cerdas. http://celotehpemilu.com/boni-hargens-kampanye-hitam-tak-dapat-apresiasi-dari-rakyat/

Kalau Boni Hargens tidak ingin dituding telah menjilat ludah sendiri dan menjadi bagian dari para pelaku kampanye hitam, sebaiknya Boni menjelaskan secara rinci tudingannya, melaporkan kepada lembaga pengawas Pemilu, atau menarik kembali tudingannya dan meminta maaf. Ini juga terkait dengan harga diri dan integritas Boni sebagai seorang akademisi. Tetapi lebih dari itu, langkah ini penting agar di masa tenang ini masyarakat tidak lagi dibingungkan dengan isu-isu sesat.Biarkan mereka menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun