Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia telah mengumumkan rencana pemblokiran terhadap dua platform digital besar, X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) dan Telegram. Keputusan ini muncul sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menegakkan peraturan terkait penyebaran konten negatif di dunia maya, termasuk judi online dan pornografi.Â
Kebijakan ini diambil berdasarkan temuan bahwa kedua platform tersebut tidak cukup kooperatif dalam membantu pemerintah menghapus konten-konten yang melanggar hukum, sehingga diperlukan tindakan tegas untuk melindungi masyarakat dari bahaya digital.
Dalam beberapa bulan terakhir, Kominfo telah mengirimkan surat teguran kepada berbagai penyedia layanan internet (ISP) yang masih memungkinkan akses ke konten negatif melalui platform-platform ini. Dari total 1.011 ISP di Indonesia, hanya sekitar 35 persen yang telah melakukan sinkronisasi otomatis untuk memperbarui daftar konten negatif mereka ke Domain Name System (DNS) TrustPositif Kominfo.Â
TrustPositif adalah sistem yang digunakan Kominfo untuk menyaring dan memblokir konten negatif di internet, dan dioperasikan oleh Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika. Kurangnya kepatuhan dari mayoritas ISP memaksa pemerintah untuk mengambil langkah yang lebih keras demi menjaga keamanan digital.
Sejak pertengahan 2023 hingga Mei 2024, Kominfo telah berhasil memutus akses terhadap lebih dari 1,9 juta konten judi online. Tidak hanya itu, Kominfo juga mengajukan penutupan lebih dari 550 akun dompet digital yang terkait dengan aktivitas perjudian, serta memblokir ribuan akun rekening bank yang terlibat dalam transaksi judi online.Â
Langkah-langkah ini diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik. Keputusan Menteri Kominfo Nomor 172 Tahun 2024 juga menjadi dasar pelaksanaan pengenaan sanksi denda administratif bagi penyelenggara sistem elektronik yang melanggar.
Reaksi publik terhadap ancaman pemblokiran ini bervariasi. Beberapa pihak mendukung langkah tegas pemerintah untuk menjaga keamanan digital, terutama dalam menghadapi konten berbahaya seperti pornografi dan judi online. Mereka melihat kebijakan ini sebagai langkah positif untuk melindungi pengguna internet, khususnya anak-anak dan remaja, dari dampak negatif konten-konten tersebut. Dukungan ini juga datang dari orang tua dan pendidik yang khawatir akan paparan konten tidak pantas yang dapat mempengaruhi perkembangan moral dan psikologis anak-anak mereka.
Namun, ada juga kritik yang mengemuka mengenai potensi dampak negatif dari kebijakan ini terhadap kebebasan berekspresi dan akses informasi. Para kritikus berpendapat bahwa pemblokiran platform besar seperti X dan Telegram dapat membatasi ruang bagi warga untuk mengekspresikan diri dan berpartisipasi dalam diskusi publik.Â
Selain itu, mereka khawatir bahwa kebijakan ini dapat digunakan sebagai preseden untuk tindakan sensor yang lebih luas di masa depan, yang dapat meredam suara-suara kritis dan mengurangi transparansi pemerintahan.
Kominfo menegaskan bahwa tindakan ini diambil demi melindungi masyarakat dari konten yang merugikan dan melanggar hukum. Mereka berargumen bahwa pemblokiran ini adalah langkah terakhir setelah upaya untuk berkomunikasi dan meminta kerjasama dari platform-platform tersebut tidak membuahkan hasil yang memadai.Â
Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat melalui regulasi yang ketat dan tindakan tegas terhadap pelanggaran. Dengan langkah-langkah ini, Kominfo berharap dapat menekan penyebaran konten negatif dan menciptakan internet yang lebih aman bagi seluruh pengguna di Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk memberantas konten negatif, Kominfo juga terus memperbarui kata kunci pencarian yang digunakan untuk mendeteksi konten judi online. Sejak akhir 2023 hingga Mei 2024, mereka telah memperbarui lebih dari 20.000 kata kunci untuk Google dan lebih dari 2.700 kata kunci untuk Meta. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ekosistem digital yang sehat dan aman di Indonesia.
Kerja sama antara pemerintah, platform digital, dan penyedia layanan internet sangat penting dalam menghadapi tantangan ini. Diharapkan, melalui tindakan tegas dan regulasi yang ketat, Indonesia dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan bebas dari konten negatif, sehingga masyarakat dapat menikmati manfaat teknologi informasi dengan lebih optimal. Kebijakan dan tindakan Kominfo ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem digital yang lebih baik dan lebih aman di Indonesia.
Langkah tegas Kominfo dalam memblokir konten negatif ini juga merupakan upaya untuk memastikan bahwa internet di Indonesia menjadi tempat yang aman bagi semua pengguna.Â
Dengan terus memperbarui sistem penyaringan konten dan bekerja sama dengan berbagai pihak, Kominfo berharap dapat menekan penyebaran konten negatif dan menciptakan lingkungan digital yang lebih positif dan konstruktif. Kebijakan ini juga menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam menangani masalah konten negatif dan berkomitmen untuk melindungi warga negara dari dampak buruk teknologi informasi yang tidak terkendali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H