Mohon tunggu...
ATANASIUS JERVI
ATANASIUS JERVI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa INSTITUT PARIWISATA TRISAKTI

Mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti || Sebagai penerima Beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2022 || Jurusan S1 Pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya mentawai yang melekat dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme dapat ditemukan dalam Ritual kebudayaan salah satunya E'ERUK PULAGGAJAT

26 Januari 2025   09:54 Diperbarui: 26 Januari 2025   09:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sikerei yang melakukan ritual (Sumber: https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.BPx9wF53AoL3g3gRT9rEYAHaE8&pid=Api&P=0&h=180)

E'ERUK PULAGGAJAT merupakan ritual kebudayaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Mentawai dengan latar belakang kejadian yang ekstrem atau fatal, seperti pembunuhan, kecelakaan, dan kematian tragis lainnya. Ritual ini memiliki variasi pelaksanaan yang berbeda-beda di setiap daerah di Kepulauan Mentawai, tergantung pada kearifan lokal masing-masing wilayah, seperti Sarereiket, Sabirut, Sagulubbek, Taileleu, dan lainnya. Perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh jenis masalah atau kasus kematian yang terjadi. Sebagai contoh, ritual untuk kematian akibat pembunuhan akan berbeda dengan ritual untuk kematian akibat kecelakaan.

Tujuan utama dari E'ERUK PULAGGAJAT adalah untuk memulihkan kembali hubungan atau keselarasan antara alam dan masyarakat, khususnya di Mentawai. Oleh karena itu, ritual ini dianggap sangat penting dan diwajibkan karena mampu memperbaiki hubungan antara alam, orang yang telah meninggal (korban), dan manusia yang masih hidup. Namun, pelaksanaan ritual ini tidaklah mudah. Keluarga korban yang bersangkutan harus mencari orang yang ahli dan memahami pelaksanaan ritual tersebut. Biasanya, mereka adalah Sikerei, Sikebbukat (tetua adat), atau orang yang memiliki keahlian khusus lainnya. Pemilihan orang yang tepat sangat penting karena kesalahan dalam melaksanakan ritual ini dapat menyebabkan korban lain yang meninggal dengan kasus serupa.

Ritual E'ERUK PULAGGAJAT juga mencerminkan kekhasan budaya Mentawai yang erat kaitannya dengan hubungan antar kelompok. Mentawai merupakan penghubung yang mempererat hubungan antarsuku, dan hal ini tercermin dalam pelaksanaan ritual tersebut. Setelah keluarga korban atau suku yang bersangkutan selesai melaksanakan E'ERUK PULAGGAJAT, suku lain secara inisiatif (tanpa perintah) akan menggelar ritual Pasiparon Tubu. Ritual ini bertujuan untuk memperkuat jiwa agar terhindar dari bahaya yang mengancam. Dalam arti lain, Pasiparon Tubu adalah upacara penguatan jiwa yang diberkahi oleh kekuatan Sabulungan.

Dengan demikian, E'ERUK PULAGGAJAT dan Pasiparon Tubu tidak hanya menjadi ritual budaya, tetapi juga simbol dari harmoni dan solidaritas masyarakat Mentawai dalam menghadapi tragedi kehidupan.

ATANASIUS JERVI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun