Mohon tunggu...
John L
John L Mohon Tunggu... -

Demi Kemuliaan Martabat Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berlangkah dalam Harapn

31 Desember 2018   21:56 Diperbarui: 31 Desember 2018   22:00 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah kabut kehidupan, WALTER KEMPOWSKI menulis:

"Aku memang melihat Allah di suatu tempat di angkasa raya,

tetapi sangat jauh dan Dia memalingkan wajah-Nya dari kita. Dia tidak lagi berpartisipasi dalam sepak terjangnya hidup kita."

Benarkah apa yang dikatakan KEMPOWSKI di atas? Bila kita menelusuri hari-hari hidup kita masing-masing selama tahun yang silam dapatlah kita bertanya:

Apakah Allah dekat dengan kita?

Di awal tahun ini kita juga bertanya: 

Bagaimana dengan perjalanan hidup pribadi kita selama ini?

HOLDERLIN mengatakan:

"Garis kehidupan itu macam-macam,

sebagaimana jalan dan batas-batas gunung."

Justru bila bertolak dari titik akhir, kita dapat memandangnya lebih penuh untuk lebih tuntas mengerti, bahwa hari hidup, pekan-pekan kesibukan. Bulan-bulan kegiatan, menjadi kesibukan tahunan. Langkah-langkah kecil menjadi perjalanan hidup,

penggalan-penggalan peristiwa menjadi sejarah hidup!

Saat-saat yang dinikmati menjadi horison pengalaman yang tak terhapuskan;

Adegan-adegan perjumpaan dengan siapa dan apa saja menjadi lingkup hidup.

Dari perspektif akhir ini, hidup kita menjadi satu tahun!

Apakah sisi gelap itu tidak bermakna? 

WINSTONS CHURCHILL menegaskan:

"Cahaya itu indah, justru karena memiliki bayangan."

Demikian pula hidup manusia:

Hidup manusia akan lebih matang, lebih bergairah,

bermakna, lebih intensif justru karena pernah menerobos bayangan-bayangan gelap dalam hidup.

Atau seperti kata para penyair kehidupan:

"Bahwa bukan hanya kebahagian yang memperkuat sebuah cita-cita,

penderitaan pun memperkuatnya.

Bahwa bukan hanya kedamaian yang menyirami sebuah cita-cita, 

bencana pun menyiraminya.

Kebahagiaan itu menjadi indah justru karena pernah menerobos jalan-jalan penderitaan.

Kesuksesan berakarkan rasa syukur mendalam justru karena pernah dibanting kegagalan."

Tuhan Adalah harapan kita! 

CHARLES PEGUY mengatakan: 

"Hanya karena ada harapan,

maka semua orang bersedia untuk senantiasa memulai sesuatu yang baru."

Apa yang boleh kita harapkan di tahun baru?  

Satu doa dari Irlandia berbunyi:

Yang kuharapkah

Bukan supaya hidupku bebas dari duka derita

Bukan supaya jalan hidupmu ditaburi bunga mawar

Bukan supaya tak ada air mata membasahi pipimu

Dan tidak ada penyakit yang menyiksamu

Semuanya ini tidak kuharapkan bagimu.

Tapi, yang kuharapkan adalah

Supaya engkau senantiasa mengenangkan 

Hari-hari bahagia dalam hidupmu dengan rasa syukur.

Supaya dengan tabah menghadapi segala cobaan,

Juga bila beban hidupmu terasa berat

Juga bila sinar harapan mulai meredup.

Yang kuharapkan bagimu adalah

Semoga dalam susah dan senang

Senyum kerahiman Allah

Senantiasa menuntunmu

Kita tidak tahu ke mana Tuhan akan menuntun kita di tahun baru. Tetapi, yang kita tahu pasti yakni bahwa Dia yang sudah menuntun kita di tahun yang silam akan tetap menuntun kita bila kehendak-Nyalah yang kita cari.

Selamat tahun baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun