Mohon tunggu...
Saam Fredy Marpaung
Saam Fredy Marpaung Mohon Tunggu... -

tinggal di salatiga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anda Punya Uang, Silahkan Datang!

15 Oktober 2010   02:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang menarik dari tulisan pengantar Room for Debat New York Times versi online (www.nytimes.com), tanggal 15 September 2010. Pengantar berjudul "Why is it so hard to get into college?", menuturkan dalam paragrah awalnya, "...Private institutions that were famous for admitting anyone who could pay are now highly selective..."

Berbeda dengan tren highly selective dalam penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Amrik, PTS di negeri ini mengalami kecenderungan sebaliknya. PTS di Indonesia berlomba-lomba untuk menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. Kalaupun ada seleksi, itu (hanyalah) bersifat formalitas belaka.

Ada beberapa hal yang membuat PTS di negeri ini melakukan hal itu. Pertama, persaingan antar-PTS semakin tinggi. Jumlah mahasiswa yang "gemuk", jadi sebuah prestis tersendiri. Kedua, PTS menghidupi dirinya sendiri. Ketiga, Perguruan Tinggi Negeri sudah mulai "kemaruk" (rakus).

Bolehlah menerima mahasiswa dalam jumlah yang banyak (sekali), namun jika tidak diimbangi dengan perbaikan dalam diri PTS, itu sama saja "pinter mung ra pener".

Dalam kondisi seperti itu (penerima mahasiswa dengan jumlah besar dan tidak diimbangi dengan perbaikan), siapakah yang diuntungkan dan dirugikan...?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun